SINGARAJA, BALIPOST.com – Nasib naas dialami seorang ibu rumah tangga (IRT) Kadek Suartini (40) warga Banjar Dinas Sinalud, Desa Kayuputih Melaka, Kecamatan Sukasada. Korban meregang nyawa setelah mengalami kecelakaan lalulintas (lakalantas) tunggal di Jalan Desa Kaliasem – Tigawasa, Km 19.00, tepatnya di Banjar Dinas Dajan Pura, Desa Tigawasa, Kecamatan Banjar Jumat (18/5).
Korban tewas di lokasi kejadian karena mengalami luka cedra kepala berat (CKB). Kepala Sub Bagian (Kasubag) Humas Iptu Gede Sumarjaya sizing Kapolres Buleleng AKBP Suratno, S.IK mengatakan, lakalantas tunggal ini terjadi ketika korban seorang diri mengendarai sepeda motor DK 4781 UX bermaksud pulang ke rumahnya di Kayu Putih Melaka melewati jalur Tigawasa sekitar pukul 06.30 Wita.
Dalam perjalanan, laju sepeda motor melaju kecepatan sedang. Ketika di lokasi kejadian dengan medan jalan menurun dan tikungan tajam, sepeda motor tidak bisa dikendalikan.
Korban mencoba mengerem untuk mengurangi kecepatan laju sepeda motor. Sayangnya, sepeda motor tetap melesat liar.
Akhirnya, sepeda motor menabrak pagar salah seorang warga di pinggir jalan. Setelah menabrak pagar, korban dan sepeda motornya terjatuh ke tanah terjal di bawah jalan yang merupakan areal pekarangan rumah Putu Suarjana.
Warga yang melihat kejadian itu, berusaha memebri pertolongan. Belum sempat ditolong, korban sudah tidak bernyawa dan pada kepalanya ditemukan luka serius hingga mengeluarkan darah dari hidung.
Warga kemudian melaporkan kejadian ini ke Polsek Banjar. “Kita terima laporan dari masyarakat dan di TKP korban sudah meninggal dunia karena luka berat pada kepala, akibat benturan saat menabrak pagar rumah warga di pinggir jalan,” katanya.
Menurut Sumarjaya, kasus lakalantas ini masih diselidiki lebih lanjut oleh Unit Reskrim Polsek Banjar dibantu Satuan Lalulintas (Satlantas) Polres Buleleng. Dari penyelidikan awal, diduga lakalanats karena kurang hasti-hati pengendara sepeda motor ketika melintas di loaksi kejadian yang dikenal dengan jalur rawan lakalantas. “Penyebab lakalantas ini masih diselidiki, dan pemeriksana awal ini lakalantas tunggal akibat out of control,” jelasnya.
Sementara itu, Perbekel Desa Tigawasa, Kecamatan Banjar Made Sudarmayasa mengatakan, jalan di desa yang sering dijadikan jalur alternatif menuju Bedugul atau Denpasar medannya ekstrem. Bahkan, lakalantas merengut korban sering terjadi.
Tak heran, jalur di desanya itu disebut sebagai jalur “tengkorak.” Menghindari jatuhnya korban jiwa terulang, Sudarmayasa mengaku sudah pernah mengusulkan pemasangan pengaman jalan, terutama di lokasi berbatasan dengan jurang atau tikungan tajam.
Usulan itu sudah pernah direspons dan petugas Dinas Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat (PUPR) Buleleng. Akan tetapi, sampai sekarang usulan itu belum ditindaklanjuti. “Kalau tidak sepeda motor mobil pribadi beberapa kali juga mengalami laka di jalur ini. Pengaman jalan memang minim dan itu sudah kami usulkan, dan pernah disurvei, tapi tidak ada tindak lanjut,” katanya. (Mudiarta/balipost)