MANGUPURA, BALIPOST.com – Penyaluran kredit perbankan di Bali mengalami perlambatan. Sejak 2014 pertumbuhan kredit menurun dari 16,56 persen per posisi Desember 2014, menjadi 10,58 persen per Desember 2015.
Kemudian pertumbuhannya turun lagi menjadi 9,58 persen per Desember 2016, turun lagi menjadi 6,06 persen per Desember 2017, dan pertumbuhannya turun tajam per Desember 2018 menjadi 3,80 persen.
Per Maret 2019 pertumbuhan kredit sedikit meningkat per Maret 2019 yaitu 4,55 persen. Kinerja pertumbuhan tertinggi terjadi di Kabupaten Klungkung yaitu 9,40 persen. Sedangkan pertumbuhan kredit paling rendah terjadi di Kabupaten Buleleng yaitu 2,59 persen.
Menurut Kepala OJK Regional 8 Bali Nusra Elyanus Pongsoda, penyaluran kredit sampai Maret 2019 sebesar Rp 86,78 triliun. Secara yoy (triwulan I 2018 dibandingkan triwulan I 2019) mengalami peningkatan 4,55 persen.
Meski pertumbuhan kredit tertinggi tercatat di Klungkung dan terendah di Buleleng, namun porsi penyaluran kredit terbesar terjadi di Denpasar, Badung, dan Buleleng. Porsi penyaluran kredit di Denpasar sebesar 54,38 persen dari total penyaluran kredit di Bali, di Badung sebesar 14,21 persen, dan Buleleng 8,26 persen.
Penyaluran kredit terbesar disalurkan ke sektor penerima kredit bukan lapangan usaha sebesar 39,24 persen, perdagangan besar dan eceran 31,49 persen dan penyediaan akomodasi dan penyediaan makan dan minum sebesar 9,55 persen.
Berdasarkan penggunaannya, penyaluran kredit masih didominasi oleh sektor produktif sebesar 60,76 persen. Sektor produktif tersebut terdiri dari 38,05 persen kredit modal kerja, dan 22,71 persen kredit investasi.
Sementara lebih mengkhusus terkait penyaluran kredit ke UMKM, kata Elyanus per Maret 2019 hampir 50 persen total penyaluran kredit perbankan di Bali disalurkan ke UMKM sebesar Rp 40,49 triliun. Angka ini meningkat 7,83 persen (yoy).
Penyaluran kredit UMKM terbesar ada di Denpasar dengan share 48,28 persen, kedua Badung 13,20 persen.
Di sisi lain, non-performing loan (NPL) kredit perbankan di Bali terus meningkat. Kredit macet perbankan di Bali meningkat dan cukup tinggi yaitu 3,78 persen pada triwulan I 2019.
NPL perbankan di Bali secara historis terus mengalami peningkatan sejak Desember 2013 dari 0,66 persen, menjadi 1,07 persen pada 2014, 2,13 persen pada 2015. Kemudian menjadi 2,42 persen pada 2016, pada 2017 menjadi 3,42 persen, dan sedikit turun menjadi 3,27 persen pada 2018, dan pada triwulan I 2019 kembali meningkat menjadi 3,78 persen. Sedangkan NPL kredit UMKM lebih tinggi yaitu 3,92 persen.(Citta Maya/baliposy)