Petir
Ilustrasi. (BP/dok)

SEMARAPURA, BALIPOST.com – Rabies kian mengancam keselamatan warga. Anjing liar sebagai penularnya masih berkeliaran di Klungkung.

Kini, satu korbannya dari Banjar Dinas Peninjoan, Desa Paksebali, Kecamatan Dawan, A.A Gede Rai Karyawan (22) meninggal dunia, Minggu (19/5) malam. Ia tergigit anjing liar pada tangannya.

Sempat dilarikan ke RSUD Klungkung, namun gejala rabies pada korban sudah parah. Direktur RSUD Klungkung dr. Nyoman Kesuma, Senin (20/5) kemarin, mengatakan awalnya korban dilarikan ke IGD RSUD Klungkung, sejak Sabtu (18/5) malam. Saat itu keluhannya hanya mual-mual, sehingga diagnosa awal diduga terjadi masalah pada saluran pencernaan.

Ia langsung dipulangkan. Namun, korban datang lagi pada Minggu (19/5) siang.

Kala itu, keluhannya sudah mengalami sesak napas. “Saat datang yang kedua, kami sudah anjurkan untuk opname. Tetapi pasiennya saat itu menolak dan meminta pulang paksa. Dia bilang mau berobat ke balian,” kata dr. Kesuma.

Baca juga:  Cegah Klaster Pasar, Ribuan Paket Imunitas Tubuh Dibagi ke Pedagang

Kekhawatiran pihak rumah sakit kian terbukti, ketika pasien ini datang lagi ke rumah sakit pada Minggu (19/5) malam. Keluhannya sudah semakin parah. Terlihat takut, gelisah, keluar ludah terus menerus, dan gejala suspect rabies lainnya.

Pihak rumah sakit sempat memberikan VAR (Vaksin Anti Rabies). Namun, upaya itu nampaknya sudah terlambat.

Korban tidak bisa menghadapi reaksi dari virus rabies di dalam tubuhnya. Anak satu-satunya dari pasangan A.A Gede Ngurah Yasa dan A.A Istri Anom Putri Asih ini, meninggal dalam kondisi positif terjangkit rabies. “Sepertinya korban ini tak sadar kalau anjing yang menggigitnya beberapa bulan lalu, sudah positif rabies,” tegas dr. Kesuma.

Ia mengatakan untuk keamanan petugas medis, mereka juga langsung diberikan VAR, usai menangani korban.

Kedua orangtuanya saat ditemui di rumahnya di Puri Satria Kawan, Desa Paksebali, Senin (20/5) , mengakui anaknya sempat digigit anjing sekitar tiga bulan lalu. Ibunya mengatakan anak semata wayangnya ini digigit di sekitar Kali Unda pada jari kanannya.

Baca juga:  Denut Diatensi Karena Adanya Kasus COVID-19 Baru, Ini Zona Risiko 11 Desa/Kelurahannya

Ia mengakui, kalau anaknya sempat diajak ke pengobatan alternatif. Kemudian, sempat dibawa juga salah satu balian di Koripan, hingga ke salah satu Mantri di Tegal Besar.

Di tempat inilah, justru korban diketahui terjangkit rabies, sebelum dilarikan ke rumah sakit lagi. Dari catatan pihak rumah sakit, Rai Karyawan, menjadi korban meninggal rabies pertama tahun ini.

Kesuma mengatakan korban sudah lambat penanganan. Semestinya, ketika korban digigit, langsung dicarikan VAR agar virusnya tidak semakin menyebar.

Kepala Dinas Kesehatan Klungkung, dr. Ni Made Adi Suapatni, juga mengatakan korban lambat memperoleh vaksin. Padahal, saat digigit, dikatakan teman-temannya sudah mengingatkan agar segera diberikan VAR.

Baca juga:  Tambahan Kasus COVID-19 Nasional Masih di Empat Puluhan Ribu

Tetapi, korban mengaku tidak perlu. Menindaklanjuti persoalan ini, tim dari Dinas Kesehatan dikatakan sudah turun, untuk sosialisasi lagi. “Sebenarnya masyarakat sudah tahu bahaya rabies. Cuma dianggap remeh. Ini berbahaya,” kata Suapatni.

Dinas Kesehatan dikatakan selalu berkoordinasi dengan Dinas Pertanian, apabila ditemukan kasus gigitan anjing liar. Agar, anjingnya langsung dimusnahkan.

Sementara pihak keluarga dan teman-temannya yang sempat diajak minum miras juga langsung diberikan VAR. Saat ini persediaan VAR masih mencukupi.

Total masih tersedia sekitar 200 vial, dari sebelumnya total jumlah VAR dari provinsi sekitar 2.000 vial. Sementara pengadaan tahun ini dari kabupaten mencapai 1.700 vial yang masih dalam proses di ULP. “Kalau ada kasus gigitan, mohon segara informasikan kepada kami. Agar bisa ditangani secepatnya. Jangan sampai lambat penanganan,” tegas Suapatni. (Bagiarta/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *