Pengunjung melewati stand pameran saat PKB. (BP/dok)

DENPASAR, BALIPOST.com – Peserta pameran Pesta Kesenian Bali (PKB) diminta tidak monoton, itu-itu saja. Hal ini untuk menarik minat masyarakat berkunjung ke PKB sehingga gaung kegiatan tahunan ini makin mendunia. Demikian dikemukakan Ketua Komisi IV DPRD Bali, I Nyoman Parta, Selasa (21/5).

Ia mengatakan keterlibatan stakeholder pariwisata dalam mempromosikan ajang PKB cukup baik. Dengan harapan, pengunjung yang datang memang ingin melihat PKB sekaligus membawa dampak ekonomi.

Parta mengatakan event tahunan ini sesungguhnya adalah perhelatan yang sangat besar, karena di situ menjadi pusat kegiatan berkesenian di Bali. “PKB adalah perhelatan dari puncak-puncak berkesenian kabupaten/kota di Bali, dipentaskan di sana. Yang kedua, tentu kita tidak hanya boleh berkesenian. Kita harus memberikan dampak, nilai positif berupa terjadinya proses transaksi ekonomi di situ,” ujar Politisi PDIP ini.

Dengan keterlibatan para pelaku pariwisata, Parta berharap pengunjung yang datang adalah pengunjung yang ingin melihat kehebatan PKB. Sekaligus juga membawa uang untuk membeli hasil karya dari para pelaku industri kreatif di Bali.

Baca juga:  Spesies Endemik Baru Ditemukan di TNBB

Di sisi lain, pihaknya berterima kasih karena usulan agar stan pameran digratiskan bisa terwujud tahun ini. “Cuma kita berharap seleksinya itu dilakukan dengan fair, selektif, dan juga memberikan ruang terhadap UKM-UKM yang baru, karena sudah terbukti dari tahun ke tahun, yang pameran di situ ya orang-orangnya itu-itu saja. Kita berharap agar ada hasil kerajinan baru yang ditampilkan di situ,” jelasnya.

Parta melihat kerap ada kekhawatiran untuk melibatkan UKM pemula karena takut terkendala stok barang. Hal itu mestinya bisa disiasati melalui sharing dengan pelaku UKM lainnya. “Kan tidak harus satu stok sehingga semuanya bisa berkegiatan. Intinya jangan itu-itu saja, dari dulu itu saja. Yang jual dupa itu saja terus, pis bolong itu-itu saja terus, kain juga, emas, perak. Masak tidak ada yang baru,” pungkasnya.

Baca juga:  Kasus LPD Ped, Dua Ditetapkan Tersangka

Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Bali, AA Gede Yuniartha Putra, mengaku sudah bekerjasama dengan pelaku pariwisata. “Kita sudah bekerjasama dengan Bali Go Live untuk memviralkan itu ke seluruh dunia supaya mereka tahu. Kita masukkan juga dalam Bali Calendar of Event yang dikerjasamakan dengan Kementerian Pariwisata,” ujarnya.

Yuniartha menambahkan, ada pula bantuan baliho dari Kementerian Pariwisata untuk mempromosikan PKB. Upaya ini sudah berjalan dan diharapkan efektif untuk menarik pengunjung, khususnya dari kalangan wisatawan mancanegara. Apalagi, PKB XLI Tahun 2019 akan digelar 15 Juni-13 Juli pada saat high season.

Diwawancara terpisah, Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Provinsi Bali I Putu Astawa mengatakan, proses seleksi sudah selesai dilakukan dan akan segera diumumkan. Pihaknya memberi prioritas kepada UKM atau perajin yang memang belum pernah menjadi peserta pameran di PKB.

Namun harus diakui, cukup sulit untuk mengajak perajin baru ikut terlibat. Apalagi yang skala usahanya kecil dan berdomisili di luar Denpasar. “Kalau yang dari Buleleng, Karangasem, Jembrana, yang kecil-kecil ini, lebih dari tiga hari diajak pameran, dia meninggalkan keluarga, pekerjaan, lalu harus keluar biaya makan di sini bahkan kos, tidak bisa mereka saat kita dorong untuk ikut pameran,” ujarnya.

Baca juga:  Belanda Siap Kembalikan 472 Objek Budaya, Termasuk Koleksi Pita Maha dan Keris dari Klungkung

Astawa menambahkan, proses seleksi diawali di tingkat kabupaten/kota sebelum akhirnya mendapat rekomendasi untuk mengikuti seleksi di provinsi. Tim seleksi di provinsi melibatkan kejaksaan, Polda Bali, Ombudsman, dan ISI Denpasar untuk menentukan kualitas barang yang dipamerkan memang layak atau tidak.

Sebab, banyak juga UKM yang produk-produknya justru berasal dari luar Bali. Saat pameran berlangsung nanti, mereka pun wajib mencantumkan harga produk. “Mereka tidak boleh banting-bantingan harga. Kita perlu mengedukasi hal itu. Kalau pameran di luar negeri, barang yang sama dengan kualitas sama memiliki harga yang sama,” jelasnya. (Rindra Devita/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *