SINGARAJA, BALIPOST.com – Pemkab Buleleng memberi perhatian serius terhadap bidang kearsipan. Perhatian itu dibuktikan dengan akan dibangunnya gedung Bank Data Arsip Stastis (Badas) pada 2020 mendatang. Gedung bakal didirikan di sisa lahan Kantor Lurah Banyuning, Kecamatan Buleleng.
Keseriusan menyiapkan infrasruktur kearsipan ini karena Buleleng memiliki dokumen sejarah yang menarik untuk dipelajari para peneliti, mahasiswa, pelajar dan masyarakat umum. Sumber sejarah yang tersimpan dalam Badas itu ke depannya mendukung pengembangan pariwisata di daerah.
Keiginan membangun Badas itu muncul setelah pemkab mendapat kucuran bantuan pembangunan gedung fisik dari pemerintah pusat. Hanya, pemkab dituntut menyiapkan lahan yang sudah tercatat sebagai aset pemerintah. Mendapat tawaran demikian, Pemkab Buleleng memprogramkan pembangunan Badas di Kelurahan Banyuning.
Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana (PAS) didampingi Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan dr. Made Sukarmini mengatakan, lahan yang dilirik untuk lokasi gedung Badas adalah areal yang sekarang difungsikan sebagai Kantor Lurah Banyuning. Dari luas keseluruhan 32 are, sekitar 22 are akan dibangun gedung Badas dan fasilitas pendukungnya. Sisanya bakal difungsikan untuk kantor lurah. “Sekarang masih proses pemecahan sertifikat tanah dulu. Setelah pemecahan, tahun depan pembangunan sudah dikerjakan,” katanya.
Menurutnya, pemanfaatan lahan tersebut sesuai hasil kajian di Badan Keuangan Daerah (BKD) yang sudah masuk dalam Kartu Inventaris Barang (KIB) sebagai aset daerah. Selain itu, selama difungsikan untuk kantor lurah, masih ada lahan tersisa. Untuk itu, pemerintah memanfaatkan sisa lahan tersebut guna melengkapi infrastruktur kearsipan. “Yang tidak kalah pentingnya adalah lahannya strategis dan dekat dari Kota Singaraja, sehingga wisatawan atau peneliti dengan mudah mengakses tempat itu,” jelasnya.
Ditambahkannya, materi arsip statis yang akan disimpan dan dikelola harus berkualitas dan komprehensif. Ini penting karena banyak dokumen terutama yang berkaitan dengan sejarah di Buleleng memerlukan penanganan serius melalui program yang dijalankan Dinas Perpustakaan dan Arsip. Untuk itu, arsip statis mesti dikelola dengan baik, detil dan disusun dengan jelas.
PAS yakin arsip statis ini menjadi pendukung daya tarik wisata yang menarik untuk dikunjungi wisatawan, akademisi dan masyarakat umum. “Banyak yang ingin tahu Buleleng dan perjalanan sejarahnya. Jika dikelola dengan baik dan didukung gedung, saya yakin ada kontribusi positif untuk perkembangan pariwisata di daerah kita,” ujarnya. (Mudiarta/balipost)