DENPASAR, BALIPOST.com – Dinas Perhubungan Provinsi Bali melakukan antisipasi menghadapi masa mudik Lebaran. Guna menghadapi lonjakan penumpang, sejumlah armada cadangan disiapkan pada 1-2 Juni.
Menurut Kepala Dinas Perhubungan Propinsi Bali, Ir. I Gde Samsi Gunarta, M.Appl.Sc., dikonfirmasi, Rabu (22/5), untuk antisipasi mudik lebaran, Dishub Bali bekerja sama dengan Organda Bali sudah menyiapkan sebanyak 1.354 armada plus 20 persen. “Armada cadangan tersebut sudah standby,” katanya.
Umumnya, masyarakat akan mencari sendiri angkutannya untuk mudik. Soal rencana pemberangkatan khusus yang dilakukan dari Pemprov belum ada.
Di samping armada, Dishub Bali dalam rapat koordinasi kedua dengan stakeholders yang ada, baik dari darat, laut, udara dan kepolisian, telah menyelaraskan persiapan pengawasan lalu lintas mudik dan arus balik di sepanjang jalan nasional di Bali. “Kami juga telah menerima laporan dari Bina Marga, bahwa jalur jalan nasional yang akan dilalui sudah siap. Termasuk terkahir, kesiapan jembatan di Jalan IB Mantra yang sempat rusak telah diperbaiki,” katanya.
Secara intens, sesuai dengan Keputusan Menteri Perhubungan RI, pemantuan pada jalan dan pelabuhan dilakukan pada H-7 dan H+7 Lebaran. Prioritas pengawasan adalah jalur Denpasar–Gilimanuk.
Gde Samsi menambahkan, untuk tahun ini jika diasumsikan dengan kenaikan sekitar 5 persen, diprediksi angkutan penumpang umum dan angkutan pribadi, baik roda dua maupun roda empat, saat arus mudik di terminal Mengwi jumlahnya akan mencapai 80.287 unit dan di Terminal Ubung 1.282 unit.
Sedangkan untuk lokasi di Pelabuhan Gilimanuk ke Ketapang, diprediksi jumlah roda dua mencapai 116.820 unit, untuk roda empat 100.968 unit. Di pelabuhan Padangbai ke Lembar, roda dua 17.509 unit, sedangkan roda empat 9.853 unit.
Sebagai langkah antisipatif lainnya guna mendukung kelancaran dan keselamatan selama masa angkutan Lebaran 2019, akan dibentuk posko lebaran. Juga pengawasan kelaikan/peralatan keselamatan kendaraan, pemeriksaan kesehatan awak angkutan umum, penerbitan izin insidentil jika terjadi lonjakan penumpang, pengaturan operasional angkutan barang, alih fungsi jembatan timbang menjadi rest area hingga pengaturan mudik gratis. (Agung Dharmada/balipost)