MANGUPURA, BALIPOST.com – Ketua PHRI Badung Agung Rai Suryawijaya merasa prihatin terhadap kerusuhan yang terjadi di Jakarta. Ia berharap kejadian ini dapat diatasi sehingga kondisi ibu kota kembali tenang.
Sebelum pemenang Pilpres 2019 diumumkan, intelijen dunia telah memprediksi akan terjadi kerusuhan. Makanya, pascapengumuman pilpres, empat negara mengeluarkan travel advice yaitu Inggris, AS, Kanada dan Australia. Rabu (22/5), empat negara ASEAN juga mengeluarkan travel advice yakni Malaysia, Filipina, Thailand dan Singapura. Warga dari masing–masing negara itu diminta berhati-hati bepergian ke Indonesia.
Kerusuhan itu berdampak kurang bagus pada citra keamanan secara umum di Indonesia. “Kami bersyukur Bali sangat–sangat kondusif. Sampai saat ini tidak terpengaruh dan tidak terprovokasi dengan adanya ajakan–ajakan demo ke Jakarta,” ujar Rai Suryawijaya, Kamis (23/5). Ia berharap kerusuhan tidak sampai terjadi di Bali mengingat Pulau Dewata merupakan daerah tujuan pariwisata dunia.
Sebelumnya, Kementerian Pariwisata telah merevisi target kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Bali dari 8 juta menjadi 7,2 juta orang dan Indonesia dari 20 juta menjadi 18 juta orang. “Target ini yang dianggap lebih realistis. Dari 18 juta itu, 40 persennya diharapkan dari Bali yaitu 7,2 juta. Sementara Bali sendiri menargetkan 7 juta,” ungkapnya. Target realistis ini optimis dicapai sepanjang keamanan Bali dijaga. Tidak terjadi hal–hal buruk yang akan mengurangi citra pariwisata daerah ini.
Menanggapi kerusuhan yang terjadi di Jakarta, Rai Suryawijaya turut prihatin, karena ternyata ada indikatornya atau ada pihak lain di belakangnya dengan muatan tertentu. Ia percaya Polri dan TNI yang bergerak cepat mampu menangkap provokatornya.
Menurutnya, dalam kontestasi politik sudah jelas ada menang dan kalah. Sebelum mencalonkan diri, harus siap kalah dan menang. “Sudah ada komitmen politik seperti itu, seharusnya diikuti. Sudah ada pakta integritasnya, jadi bagi pihak yang keberatan ada jalur konstitusi melalui Bawaslu atau MK. Jadi, tidak melakukan demo, meski dilindungi oleh UU. Demo yang sifatnya anarkis jelas melanggar dan perlu diatasi sehingga tidak berkembang,” sebut Rai Suryawijaya. (Citta Maya/balipost)