DENPASAR, BALIPOST.com – Enam personel Direktorat Samapta Polda Bali yang BKO ke Polda Metro Jaya mengalami luka di wajah, leher, tangan dan kaki saat mengamankan unjuk rasa yang anarkis di daerah Pasar Slipi, Petamburan Jakarta Barat, Rabu (22/5). Ribuan massa yang menolak pengumuman hasil penghitungan suara Pilpres 2019 terprovokasi kemudian menyerang polisi menggunakan batu, ketapel, bom molotov dan kembang api.
Keenam personel tersebut diketahui bernama Ipda Aldri Setiawan, Bripda I Putu Eka Yoga Pramesti, Bripda Putu Budiasa Jaya Wijaya, Bripda I Made Doni Purwita, Bripda I Made Adi Pradana dan Bripda I Made Yoga Pradana Arta.
Ipda Aldri Setiawan mengalami luka robek di pelipis dan luka di bawah mata akibat terkena kelereng yang ditembakan menggunakan ketapel oleh pendemo. Ia tetap sabar menghadapi massa, meskipun darah segar mengucur di wajahnya.
Bripda I Putu Eka Yoga Pramesti terluka di bagian hidung terkena lemparan batu dari massa yang rusuh. Bripda Putu Budiasa Jaya Wijaya terluka di bagian tangan dan terkilir akibat terkena lemparan batu oleh pendemo.
Massa yang tidak diketahui identitasnya itu juga membawa kembang api kemudian meledakannya ke arah polisi. Akibatnya Bripda I Made Doni Purwita mengalami luka bakar di lutut sebelah kiri. Dengan helm masih di kepala serta tameng dan tongkat di tangan, ia mengabaikan luka yang terasa panas di lututnya sementara waktu karena masih dalam ikatan pasukan.
Merasa situasi aman, ia kemudian dievakuasi oleh rekannya agar cepat mendapat perawatan medis. Dengan sigap, petugas kesehatan memberikan pertolongan, lalu membalut luka bakar tersebut dengan perban.
Sementara Bripda I Made Adi Pradana mengalami luka dibagian leher karena terkena lemparan batu oleh pendemo. Sedangkan Bripda I Made Yoga Pradana Arta mengalami luka robek dibagian dagu terkena serpihan kaca dari botol yang dilempar oleh massa anarkis.
Ipda Aldri Setiawan saat dikonfirmasi mengatakan, ia bersama pasukannya melaksanakan tugas ini dengan sungguh-sungguh, sabar dan ikhlas. Ia selalu mengingatkan anggotanya agar tidak emosi dan terprovokasi saat berhadapan dengan massa. Mendengarkan perintah atasan dan tetap disiplin apabila bergerak dalam ikatan peleton maupun kompi saat menghalau massa.
“Kami disini tidur di atas trotoar dan aspal. Hujan batu setiap hari kami hadapi. Semoga ini cepat berakhir dan Indonesia damai. Kita semua saudara, satu NKRI berlandaskan Pancasila, UUD 1945 dan Bhineka Tunggal Ika,” kata perwira muda lulusan Akpol tahun 2018 ini saat dihubungi via WhatsApp, Kamis (23/5).
Kabid Humas Polda Bali, Kombes Pol. Hengky Widjaja, S.I.K., M.Si. membenarkan adanya anggota Polda Bali yang menjadi korban unjuk rasa anarkis di Jakarta. Selain pasukan Brimob, Polda Bali juga mengirim 202 personel Dit. Samapta Polda Bali pada Jumat (17/5).
Perwira melati tiga ini berharap kepada personel Polda Bali dan seluruh anggota Polri yang ditugaskan dalam pengamanan pasca pengumuman pemenang Pilpres oleh KPU RI agar tetap tenang dan tidak terpancing emosinya. Mereka rela meninggalkan anak, istri dan keluarga karena ada panggilan tugas negara. Polri sebagai penanggungjawab keamanan dalam negeri bersama TNI akan mengamankan negara ini, menindak tegas dan tidak mentolerir para perusuh.
“Polri akan bertugas secara profesional dan sesuai SOP saat menghadapi massa yang berunjuk rasa. Polri mengutamakan upaya preventif dan preemtif dengan melakukan negosiasi agar penyampaian aspirasi dilakukan secara tertib sesuai undang-undang,” kata Hengky.
Mantan Kasat Reskrim Polres Gianyar ini menjelaskan, usai mendapat laporan, Kapolda Bali Irjen Pol. Dr. Petrus Reinhard Golose langsung menghubungi Kasubdit Gassum Dit. Samapta Polda Bali AKBP Andy Prihastomo selaku pemimpin pasukan. Kapolda memberikan support dan berpesan kepada seluruh anggota yang BKO agar meningkatkan kewaspadaan, tidak mudah terprovokasi dan selalu disiplin melaksanakan tugas. (kerta Negara/balipost)
Apresiasi Kepada Aparat yg sangat sigap menghalau, mengamankan aksi 21,22 mei 2019. dangat Ironis sekali. disatu sisi para aparat mejanlankan tugas negara untuk mengamankan jalannya proses tahapan pemilu 2019, dan disatu sisi sebagai warga negara yang meninggalkan keluarga untuk bertugas sangat mengharukan apa yg dilakukan para petugas TNI- POLRI entah sampaimkapan mereka meninggalkan keluarga sedangkan proses pengamanan belum usai.
HATI PARA PETUGAS YANG RELA BERJIBAKU DEMI AMAN NYA PROSES PEMILU. BAPAK BAPAK ANDA LAYAK MENDAPATKAN APRESIASI DAN PEGHARGAAN DARI NEGARA KARENA ANDA SEORANG PAHLAWAN KEAMANAN NKRI