DENPASAR, BALIPOST.com – Setelah beberapa lama melakukan fit and proper test untuk mengisi formasi direksi dan komisaris, BPD Bali akhirnya memiliki formasi lengkap pada dua struktur itu. Dengan lengkapnya struktur manajemen teratas ini, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional 8 Bali Nusa Tenggara berharap target penyaluran kredit BPD Bali dapat terlampaui.
Untuk diketahui direktur BPD Bali yang baru ditetapkan yaitu Direktur Bisnis Non Kredti (BNK) yaitu I Nyoman Sumanaya, SE., MM. Kelima Direktur BPD Bali tersebut yakni Direktur Utama adalah I Nyoman Sudharma, SH., MH., Direktur Operasional yakni IBG. Setia Yasa, S.Kom., MM., Direktur Bisnis Non Kredit I Nyoman Sumanaya, SE., MM., Direktur Kredit yakni I Made Lestara, SE. dan Direktur Kepatuhan yakni Drs. I Wayan Sutela Negara, MM.
Sedangkan 5 Komisaris BPD Bali yang telah ditetapkan adalah Komisaris Utama IB Putu Anom Redhi, SH., MM., Komisaris Non Independen Wisnu Bawa Temaja, SH., MH., Komisaris Non Independen Drs. I Made Sukada, MM., Komisaris Independen Ni Made Dewi Suryani, SE., Ak., M.Ak,, CA., dan Komisaris Independen Ida Bagus Wibawa, SE.
Dengan adanya lima direktur baru BPD Bali, Kepala OJK Regional 8 Bali Nusa Tenggara, Elyanus Pongsoda, yakin pertumbuhan bisnis BPD Bali akan semakin meningkat. Peningkatan kinerja sudah terlihat pada triwulan I 2019, Bank BPD Bali mampu meraih laba Rp 153 miliar. “Saya bilang kalau bisa di atas itu, paling tidak 9 persen menurut saya,” kata Elyanus, Rabu (23/5).
Jika triwulanan labanya sebesar itu, menurut Elyanus, sampai akhir tahun, laba BPD Bali bisa tembus Rp 600 miliar. Padahal selama ini, laba BPD Bali tidak sampai Rp 500 miliar.
Untuk dapat meraih kinerja yang baik di 2019, OJK berharap BPD Bali menggarap UMKM dan desa wisata agar dapat bertumbuh secara optimal. Sumber pendanaan UMKM bisa diberikan dengan KUR.
Apalagi BPD Bali diberikan kuota menyalurkan KUR tahun ini sebesar Rp 955 miliar, hampir Rp 1 triliun. Meningkat hampir dua kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya. Sementara NPL-nya juga kecil, tidak sampai 0,6 persen. Sehingga penyaluran KUR ke UMKM ini harus terus dipacu.
Segmen lain yang bisa digarap BPD Bali adalah pengembangan di sektor wisata. Mengingat adanya kawasan ekonomi khusus (KEK), BPD Bali dapat masuk ke segmen tersebut. Selain itu yang potensial digarap BPD Bali adalah desa wisata. Apalagi Bali mengembangkan 100 desa wisata, maka BPD Bali dapat masuk untuk pembiayaan home stay, dan sebagainya.
Direktur Kepatuhan yakni Drs. I Wayan Sutela Negara, MM. bersama Direktur Bisnis Non Kredit (BNK) BPD Bali I Nyoman Sumanaya, SE.,MM. mengatakan, untuk memudahkan masyarakat bertransaksi, Bank BPD Bali memiliki agen laku pandai yang disebut MaiLaku. Sampai saat ini agen MaiLaku BPD Bali tersebar di seluruh Bali sebanyak 55 orang.
Agen MaiLaku ini juga sekaligus upaya untuk meningkatkan literasi dan inklusi keuangan masyarakat Bali. Ke depan agen laku pandai ini yang akan aktif menjadi intermediasi keuangan. “Sekarang memang itu yang sedang kita garap dan memang bergerak kea rah situ. Jadi jaringan kantor atau pelayanan keuangan yang sifatnya konvensional, itu memang kita kurangi,” beber Sumanaya yang ditetapkan menjadi Direktur BNK sejak 20 Mei 2019. (Citta Maya/balipost)