TABANAN, BALIPOST.com – Kasus Demam Berdarah Denque (DBD) mulai meningkat di Kabupaten Tabanan. Hal ini bisa dilihat dari data kasus sepanjang tahun 2019. Pada Januari tercatat delapan kasus, Februari 24 kasus, Maret lima kasus, April 16 kasus dan hingga 22 Mei tercatat 17 kasus.
Menurut Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Tabanan dr. Ketut Nariana, Jumat (24/5), meningkatnya kasus DBD dipengaruhi oleh faktor cuaca. Saat musim hujan diselingi panas merupakan cuaca terbaik bagi vektor nyamuk aedes aigypti sebagai penyebar virus DBD berkembang biak. Ia berharap masyarakat waspada, terus menerapkan prilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) serta rutin melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) plus menggunakan obat nyamuk.
Untuk bisa meningkatkan kesadaran melakukan PSN, Diskes mendorong adanya juru pemantau jentik (jumantik) di setiap kepala keluarga atau gerakan satu rumah satu jumantik. Langkah awalnya adalah mengajari anak-anak sekolah mengenai pentingnya PSN. Diharapkan anak-anak ini akan menjadi jumantik di rumahnya masing-masing. ‘’Jika PSN teratur, meski musim mendukung maka perkembangan jentik nyamuk telah diatasi dan tentunya infeksi DBD bisa dicegah,’’ ujarnya.
Tindakan fogging digelar jika syarat-syarat terpenuhi seperti dari hasil penyelidikan epidimiologi ditemukan jentik di rumah penduduk dan ada warga yang menderita panas tanpa sebab yang jelas. Sementara ULV biasanya dilakukan akhir tahun sebelum bulan pancaroba dan disasar daerah zona merah dalam hal ini yang sudah terjadi kasus DBD.
Tabanan sudah tidak lagi mencatat kematian DBD selama tiga tahun terakhir. Kasus kematian karena DBD terakhir terjadi pada 2016. Tidak adanya kasus kematian karena DBD selama tiga tahun berturut-turut menurut Nariana bisa diartikan sudah tingginya kesadaran masyarakat untuk menerapkan PHBS sehingga memiliki daya tahan tubuh yang cukup baik untuk mengatasi infeksi virus DBD. Di sisi lain, adanya JKN membuat layanan kesehatan masyarakat semakin mudah dan menjangkau lebih luas. ‘’Masyarakat tidak takut lagi datang berobat karena sudah punya JKN. Selain itu, layanan kesehatan yang melayani JKN di Tabanan sudah merata,’’ jelas Nariana. (Wira Sanjiwani/balipost)