SINGARAJA, BALIPOST.com – Banjir yang kerap terjadi di Desa Pemuteran, Kecamatan Gerokgak, segera ditangani. Mulai tahun ini akan dibangun sodetan untuk membuang air hujan ke laut. Selain itu, Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali–Penida membangun alur sungai dari hulu sampai hilir. Untuk membangun alur sungai, Pemkab Buleleng ditugaskan menyiapkan lahan milik warga.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang (PUPR) Buleleng Ketut Suparta Wijaya mengatakan, sesuai kesepakatan pemerintah pusat maka penanganan banjir dilakukan oleh Direktorat Jenderal Bina Marga dan Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali–Penida. Pembangunan sodetan dan gorong-gorong dimulai tahun ini, sedangkan pembangunan alur sungai dari daerah hulu sampai hilir menunggu lahan yang diperlukan.
Lahan yang akan digunakan tersebut milik warga dan penanganannya diserahkan kepada Pemkab Buleleng. “Skemanya adalah membuang air sungai dari hulu sampai laut. Sudah dilakukan penanganan awal oleh Dirjen Bina Marga,” katanya, Jumat (24/5).
Menurutnya, pembangunan alur sungai itu urgen karena dari kajian teknis banjir yang kerap terjadi akibat alur sungai di desa setempat sudah beralih fungsi menjadi jalan. Akibatnya, ketika hujan otomatis volume air meluber serta menggenangi rumah penduduk dan badan jalan Seririt–Gilimanuk. Untuk menyiapkan lahan alur sungai, pihaknya masih menunggu kebijakan alokasi anggaran dalam APBD Buleleng.
Selain itu, PUPR mengajukan usulan agar dilakukan pencegahan air dibuang ke pantai demi kelangsungan ekosistem biota laut di Pemuteran dan sekitarnya. “Kami sudah koordinasikan. Oleh karena pembebasan lahan membutuhkan anggaran besar, kami masih melakukan pengajuan anggaran dan ini menunggu kebijakan pimpinan di daerah,” jelasnya. (Mudiarta/balipost)