Ilustrasi. (BP/Istimewa)

DENPASAR, BALIPOST.com – Belakangan ini, semakin banyak yang orang berinvestasi. Dari kalangan orang sukses pun merekomendasikan investasi untuk dijadikan sumber penghasilan agar mencapai financial freedom.

Kalau kamu tidak punya uang untuk berinvestasi saham, kan, sekarang sudah ada pinjaman atau utang. Swara Tunaiku pengin kasih tahu kamu hal-hal yang perlu dicermati ketika investasi menggunakan pinjaman.

1. Bakal Memiliki Risiko Ganda

Risiko tersebut datang dari investasi yang kamu lakukan serta dari pihak lembaga keuangan. Maklum, investasi saham itu kadang stabil, kadang terkesan fluktuatif. Apalagi, jika terjadi gonjang-ganjing ekonomi skala nasional maupun internasional. Hal tersebut cukup berpengaruh terhadap kelangsungan harga saham di pasar.

Besarnya risiko angka fluktuatif pada investasi saham senada dengan tagihan bulanan akibat meminjam uang dari lembaga keuangan. Kalau tidak cukup nyali, lebih baik jangan lakukan, ya. Tunggu dapat modal dulu agar nanti bisa berinvestasi saham dengan lebih bebas. Pasalnya, untuk menerapkan cara investasi ini, kamu wajib memiliki dana cadangan.

Baca juga:  Plt Bupati Sidoarjo Meninggal Karena COVID-19, Sekda Jadi Plh

2. Adanya Biaya Administrasi dan Bunga Pinjaman

Untuk berinvestasi saham itu perlu strategi khusus agar tidak salah jalan. Selain itu, kamu juga perlu ekstra hati-hati saat menggelontorkan uang kepada suatu perusahaan. Seandainya perusahaan itu kolaps, bukan untung yang didapat, tapi rugi. Maka dari itu, lebih baik investasikan dana ke berbagai perusahaan agar memiliki solusi alternatif.

Hanya saja, jika menggunakan dana pinjaman, mesti hati-hati pula dengan tagihan per bulan. Jangan melulu memikirkan nilai return dari hasil investasi. Namun, pertimbangkan pula upaya dalam melunasi pinjaman tersebut. Soalnya setiap kali mencicil, mesti membayar plus bunga pinjaman serta biaya administrasi. Sudah siap?

3. Hitung secara Cermat Hasil Investasi

Sebelum mengajukan pinjaman, alangkah baiknya jika investasimu sudah jalan di berbagai tempat. Jadi, sifatnya meminjam dana bukan untuk memulai, tetapi menambah amunisi agar untung lebih besar. Oleh karena itu, sebelum mengajukan pinjaman, hitung dulu hasil investasi selama ini. Apakah sudah cukup mampu bayar utang tersebut secara keseluruhan atau belum?

Baca juga:  Konsumsi Gula Terlalu Banyak, Ini Resikonya

Kalau masih ragu, lebih baik urungkan dulu dan sabar. Lebih baik fokus pada bisnis sehari-hari untuk mengumpulkan modal sebanyak mungkin. Khusus untuk pemula, amat tidak disarankan meminjam dana untuk investasi saham. Sebab, main investasi itu perlu konsentrasi tinggi. Tak heran jika selama ini kebanyakan pemainnya sudah mapan finansial.

4. Bisa Timbul Rasa Cemas saat Mengambil Keputusan

Ini yang cukup krusial. Pasalnya, untuk mengambil suatu keputusan itu perlu pikiran dingin dan hati yang tenang. Ketika pikiran dan hati sudah dikuasai oleh rasa cemas, hasil keputusan cenderung terburu-buru. Dampaknya bisa berpengaruh terhadap kelangsungan investasi sahammu. Bahkan jika terus berulang, bisa berefek buruk dalam jangka panjang.

Saat rasa cemas bertandang, beban yang selama ini terasa ringan tiba-tiba memberat. Sedangkan semua masalah tersebut mesti kamu tanggung sendiri. Sebab, tidak banyak orang yang tahu mengenai seluk-beluk dunia investasi saham. Alih-alih mendapat solusi dari orang lain dengan jalan curhat, eh justru semakin menambah masalah.

Baca juga:  Warga Jembrana Diminta Waspadai Investasi Pelunasan Hutang

5. Bolehkah Berutang untuk Investasi Saham?

Jawabannya boleh sekali. Namun, tergantung dengan kemampuanmu dalam membayar tagihan per bulan. Untuk itu, kenali berbagai risikonya dulu. Termasuk total biaya ketika terlambat membayar, tenor, dan sebagainya. Pikir dan timbang segalanya masak-masak. Jangan sampai investasi sahammu jatuh dan pada saat yang sama berada dalam lilitan utang.

Investasi saham termasuk memiliki risiko yang cukup besar. Sebab, sewaktu-waktu angka atau nilai naik-turunnya harga berlangsung cepat. Maka dari itu, jika kamu baru memulai, lebih baik pilih instrumen investasi yang lebih aman. Misalnya alihkan dana untuk investasi yang berisiko kecil seperti reksadana atau obligasi. (kmb/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *