SINGARAJA, BALIPOST.com – Libur Lebaran Idul Fitri 2019 ini tidak seramai tahun sebelumnya bagi pelaku wisata bahari Buleleng. Pasalnya, peminat wisata bahari mengalami penurunan.
Wisatawan domestik asal Jakarta, Surabaya dan beberapa kota besar di Jawa lainnya, kebanyakan mengunjungi air terjun dan waterpark. Sedangkan, paket wisata bahari dengan andalan atraksi Dolphin di habitat aslinya dan spot diving, justru sepi pengunjung.
Salah satu pelaku wisata bahari Pantai Penimbangan, Desa Baktiseraga, Kecamatan Buleleng, Kadek Agus Jumat (7/6) mengaku tidak tahu penyebab turunnya minat wisatawan domestik untuk menikmati paket wisata bahari. Ia mengatakan kondisi ini berbeda dengan Lebaran Idul Fitri tahun lalu.
Saat itu, semua perahu (jukung) milik anggota Kelompok Usaha Bersama (KUB) Sari Segara Penimbangan menerima pesanan mengantar wisatawan tur ke tengah laut menyaksikan atraksi Dolphin dan diving. Namun memasuki libur sekarang, hanya satu dua perahu yang menerima order.
Tidak heran, situasi ini membuat sebagian besar pemilik atau joki perahu menganggur karena peminatnya turun drastis. “Berbeda sekali kalau Lebaran tahun lalu itu sampai mencari perahu di daerah lain karena memang minat tamu tur bahari begitu tinggi. Tapi sekarang, sejak libur Lebaran, hanya satu atau dua perahu saja yang dapat tamu,” katanya.
Tarif paket wisata bahari Rp 60.000 per orang. Kapasitas angkut setiap perahu antara lima sampai 6 orang untuk satu trip. Sedangkan, untuk wisata bahari dengan obyek terumbu karang Pantai Penimbangan, tarifnya lebih murah antara Rp 10.000 sampai Rp 15.000 orang.
Menurut Agus, situasi ini tidak saja terjadi di Pantai Penimbangan. Hal serupa terjadi di spot wisata bahari lain di Buleleng, seperti Pantai Lovina dan sekitarnya. “Sekarang tamu memilih air terjun atau ke waterpark yang banyak dibuka di Buleleng. Syukurnya tempat piknik keluarga dengan menikmati kuliner di Peimbangan masih tergolong ramai,” jelasnya. (Mudiarta/balipost)