SINGARAJA, BALIPOST.com – Dinas Pendidikan Pemuda Olahraga (Disdikpora) Buleleng tahun ini kembali membuka posko drop out (DO). Posko ini dikoordinir di masing-masing koordinator pendidikan kecamatan. Setiap posko ditugaskan menjaring lulusan SD yang tidak melanjutkan ke jenjang SMP. Terobosan ini dilakukan sebagai komitmen menekan angka siswa DO karena permasalahan ekonomi atau sosial kemasyarakatan.
Kepala Disdikpora Buleleng Gede Dharmaja mengatakan, keputusan DO yang dialami anak-anak di daerahnya bukan masalah baru, namun terjadi sejak dulu. Disdikpora ditugaskan “memerangi” persoalan tersebut. Untuk itu, pembukaan posko DO di setiap kecamatan merupakan solusi efektif agar anak-anak yang tadinya memutuskan DO, kembali ke bangku sekolah untuk melanjutkan pendidikanya sejalan dengan kebijakan pemerintah Wajib Belajar Pendidikan Dasar (Wajardikdas).
“Disdikpora sudah menjalankan terobosan ini sebelum saya ditugaskan di Disdikpora. Ini upaya efektif untuk mencegah anak-anak yang tadinya akan DO kembali ke bangku sekolah melanjutkan pendidikanya,” jelasnya belum lama ini.
Menurut mantan Kepala Bappda Litbang ini, pada tahun ajaran 2019/2020, posko DO kembali dibuka setelah pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB). Setiap koordinator pendidikan di kecamatan ditugaskan mendata dan menelisik anak-anak yang berpotensi DO. Pelaksana di kecamatan tidak hanya menunggu ada orangtua atau pihak lain yang memberikan informasi ada anak DO, tetapi melakukan penelusuran langsung ke sekolah-seolah di wilayah bersangkutan.
Dalam tahapan ini, selain mencatat anak-anak yang terancam DO, Disdikpora juga melacak penyebab mengapa kondisi itu terjadi. Setelah diketahui penyebabnya, Disdikpora akan mengambil kebijakan mulai dari membantu perlengkapan sekolah, angkutan sekolah, dan memfasilitasi untuk mendapatkan bantuan tambahan dari partisipasi pihak ketiga melalui sumbangan tidak mengikat.
“Data kasar dari kelulusan UN SMP, sudah ada enam anak yang tidak lulus dan ini berpotensi DO. Setelah PPDB nanti, posko mulai dibuka dan koordinator di kecamatan saya minta aktif menelisik, sehingga anak-anak yang terancam DO dapat disekolahkan lagi,” tandas Dharmaja. (Mudiarta/balipost)