NEGARA, BALIPOST.com – Selama dua hari belakangan ini cuaca di wilayah pesisir Jembrana sangat buruk. Hujan yang mengguyur disertai angin mengganggu aktivitas khususnya di perairan.

Sejumlah nelayan yang ditemui Jumat (14/6) mengaku tak melaut karena kondisi cuaca yang tidak bersahabat itu. Selain hujan dan angin, jarak pandang di perairan terbatas meskipun pada siang atau sore hari.

Sementara hujan berlangsung cukup lama disertai dengan gelombang tinggi. Akibatnya sempat mengganggu pelayaran di Selat Bali.

Sejumlah kendaraan khususnya sepeda motor yang parkir dalam kapal sempat roboh dampak gelombang tinggi itu pada Kamis (13/6) malam. Sementara itu dari keterangan Kepala Stasiun Klimatologi Jembrana Rakhmat Prasetia, cuaca buruk  ini memang sebelumnya telah diprakirakan BMKG sejak beberapa hari terakhir melanda Jembrana.

Baca juga:  Pengamanan GDPRR, Libatkan Helikopter hingga Ribuan Personel

Sejatinya saat ini memasuki musim kemarau, tetapi turunnya hujan disertai angin yang terjadi dua hari belakangan ini memang memungkinkan masih bisa terjadi. Tetapi, menurutnya, hujan yang terjadi pada musim kemarau ini tidak berlangsung lama.

Berkaca pada kondisi serupa pada bulan Mei lalu, terjadi hujan deras. Biasanya hanya berlangsung selama 2-3 hari. “Meskipun kemarau, masih memungkinkan ada hujan tetapi sebentar. Tidak setiap hari,” terang Prasetia kepada wartawan.

Baca juga:  Hendak Pesta Ganja, Dua Pemuda Ditangkap

Diperkirakan hujan sudah tidak ada lagi memasuki pekan depan. Sedangkan angin kencang dari analisis BMKG sudah terjadi sejak tiga minggu terakhir.

Hal ini memungkinkan karena saat ini (kemarau) sudah mulai angin timur. Dan ketika angin timur terjadi, biasanya muncul gelombang tinggi. “Kalau angin ini akan masih berpotensi terjadi sampai Agustu nanti. Tetapi meskipun ada angin kencang, tidak selalu disertai hujan,” terangnya.

Secara umum prakiraan cuaca dan tinggi gelombang laut di wilayah Jembrana selama dua hari ini untuk wilayah Kecamatan Melaya berawan dan potensi hujan ringan. Sementara kecamatan lain di Jembrana juga berawan tetapi potensi hujan ringan hingga sedang.

Baca juga:  Dari Pembunuh Teller Bank Kalap hingga Hari Ini Seluruh Korban Jiwa COVID-19 Warga Zona Merah!

Sedangkan, untuk di Selat Bali bagian selatan kecepatan angin antara 4-15 knot (maksimal 25 knot) dan tinggi gelombang antara 0.5-3,5 meter. Begitu halnya di Selat Bali bagian Utara kecepatan angin mencapai 4-15 knot (maksimal: 25 knot), namun tinggi gelombang 0.25-1.75 meter.

Pihaknya meminta masyarakat untuk mewaspadai potensi angin kencang disertai gelombang tinggi lebih dari 2 meter di wilayah Selat Bali dan Samudera Hindia Selatan Bali. (Surya Dharma/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *