Presiden Jokowi menghadiri pembukaan PKB. (BP/Dokumen)

DENPASAR, BALIPOST.com – Presiden RI Joko Widodo membuka ajang Pesta Kesenian Bali (PKB) XLI sekaligus melepas pawai di depan Monumen Perjuangan Rakyat Bali Niti Mandala Renon, Denpasar, Sabtu (15/6). Kedatangan Jokowi yang didampingi Mendikbud Muhadjir Effendy, Gubernur Bali Wayan Koster, dan Ketua DPRD Bali I Nyoman Adi Wiryatama disambut dan diiringi oleh barisan penari pendet dan baris massal.

Sementara ibu negara, Iriana Joko Widodo sudah tiba terlebih dulu didampingi Ny. Putri Suastini Koster. “Punapi gatrane? Becik nggih? Dumogi para semeton rahajeng sareng sami,” kata Jokowi saat menyapa masyarakat.

Setelah menyapa masyarakat dengan bahasa Bali tersebut, Jokowi mengatakan tidak ingin berlama-lama memberikan sambutan. Apalagi sebelumnya, Gubernur Bali telah memberikan sambutan dengan sangat jelas terkait PKB.

Baca juga:  2019, Ini 20 Rancangan Peraturan Perundang-undangan Prioritas Bali

“Dengan memohon wara nugraha Ida Sang Hyang Widhi Wasa, siang hari ini saya membuka dan melepas pawai Pesta Kesenian Bali yang ke-41 tahun 2019,” ujarnya.

Rupanya Jokowi tak langsung memukul kulkul. Tapi terlebih dulu mengucapkan “matur suksma” dan sempat “curhat” bahwa ia selama ini cukup kesulitan melafalkan ucapan terima kasih dalam bahasa Bali tersebut.

“Karena bahasa daerah kita ini lebih dari 1100. Jadi kalau saya keliru, salah, mohon dimaafkan. Terutama yang matur suksma ini sulit sekali buat saya. Keliru terus,” jelasnya yang kemudian memukul kulkul sebagai tanda pembukaan PKB sekaligus pelepasan pawai.

Sementara itu, Gubernur Bali Wayan Koster di awal sambutannya sempat mengucapkan selamat kepada Jokowi yang terpilih kembali menjadi Presiden RI berpasangan dengan, Ma’ruf Amin. Masyarakat Bali disebut telah mendukung penuh pasangan Jokowi-Ma’ruf lewat perolehan suara 91,68 persen. Persentase ini tertinggi di Indonesia.

Baca juga:  Kebakaran Landa Tebing, Tiga Unit Damkar Dikerahkan

“Kini masyarakat Bali berdoa untuk bapak presiden beserta keluarga agar senantiasa diberikan kesehatan dan kekuatan untuk memimpin bangsa dan negara 5 tahun kedepan guna mewujudkan kesejahteraan rakyat Indonesia,” ujarnya.

Menurut Koster, PKB merupakan wahana pelestarian dan pengembangan seni budaya masyarakat Bali. Tahun ini, PKB dilaksanakan sesuai visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali melalui Pola Pembangunan Semesta Berencana Menuju Bali era baru.

“Secara keseluruhan, format penyelenggaraan PKB tahun ini ditata secara kreatif dan inovatif sebagai bagian dari implementasi kebijakan yang diatur dalam Pergub Bali,” imbuhnya.

Diantaranya, lanjut Koster, Pergub No.79 Tahun 2018 tentang Penggunaan Busana Adat Bali, Pergub No.80 Tahun 2018 tentang Perlindungan dan Penggunaan Bahasa, Aksara, dan Sastra Bali serta Penyelenggaraan Bulan Bahasa Bali, Pergub No.97 Tahun 2018 tentang Pembatasan Timbulan Sampah Plastik Sekali Pakai, serta Pergub No.99 Tahun 2018 tentang Pemasaran dan Pemanfaatan Produk Pertanian, Perikanan, dan Industri Lokal Bali. Selain itu, PKB juga menjadi wujud nyata upaya membumikan nilai-nilai Pancasila 1 Juni 1945 di Bali. Utamanya ditengah dinamika kehidupan berbangsa dan bernegara saat ini.

Baca juga:  Partisipasi Masyarakat Kunci Keberhasilan Penanganan Pandemi

“Dinamika politik itu memang seringkali membelah kehidupan masyarakat. Tetapi, jangan lupa ada seni yang dapat menyatukan kita kembali,” jelas Ketua DPD PDIP Bali ini.

Koster mengajak semua pihak untuk menebarkan spirit kedamaian dan toleransi dalam kebhinekaan guna memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa. (Rindra Devita/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *