BANGLI, BALIPOST.com – Musim panen kopi tahun ini cukup menggembirakan para petani kopi di Kintamani. Sebab dibanding musim panen tahun lalu, harga kopi di tingkat petani mengalami sedikit kenaikan.
Hanya saja cuaca buruk yang berlangsung jelang akhir 2018 lalu, menyebabkan produksi kopi petani tak maksimal.
Salah seorang petani kopi di Desa Catur, Kintamani Gusti Mangku Rupa, Kamis (20/6) kemarin mengungkapkan, musim panen kopi sudah mulai berlangsung sejak awal bulan ini. Diperkirakan puncak panen akan berlangsung pada akhir Juni nanti.
Rupa mengatakan, mengawali musim panen kali ini, harga kopi kintamani gelondong merah tergolong lumayan yakni Rp 9.500 per kilogramnya. Dibanding tahun lalu, kopi gelondong merah hanya laku dijual petani Rp 8.500 per kilogram. Sementara saat akhir musim panen tahun lalu, harganya naik maksimal Rp 9.200 per kilogram. “Sekarang baru awal-awal musim panen sudah Rp 9.500 per kilo,” ujarnya.
Menurutnya, dengan harga saat ini Rp 9.500 per kilogram, sudah cukup membuat petani mendapat sedikit untung. “Kalau kita bandingkan dengan pekerjaan, kalkulasi biaya perawatan di kebun, dengan harga sekarang, hampir mendekati tidak rugi,” katanya.
Meski harga kopi naik, Rupa menyayangkan produksi kopi kurang maksimal. Penyebabnya karena cuaca hujan yang berdampak pada bunga tanaman kopi rontok dan busuk.
Ia menyebutkan pada musim panen tahun lalu, dirinya bisa memanen gelondong merah 5,5 hingga 6 ton per hektar. Namun saat ini produksi kopinya hanya Rp 4,8 hingga 5 ton. “Kelebihan hujan saat pembungaan sekitar bulan Oktober -November lalu, sehingga banyak bunga tidak jadi buah,” kata Rupa.
Petani kopi lainnya, Nengah Sugiman, juga mengakui pada awal musim panen kali ini harga kopi gelondong merah terbilang lumayan. Petani asal Desa Manikliyu ini memperkirakan pada puncak musim panen nanti, harga kopi akan kembali mengalami kenaikan menjadi Rp 10.000-12.500 per kilogramnya.
Menurutnya, naiknya harga kopi saat ini dipengaruhi karena banyaknya pabrik pengolahan kopi di masyarakat. Sehingga permintaan hasil panen petani meningkat. Selama ini para petani kopi di Kintamani menjual hasil panennya ke pengepul. (Dayu Swasrina/balipost)