DENPASAR, BALIPOST.com – Lomba gender wayang anak-anak menjadi salah satu materi untuk memeriahkan Pesta Kesenian Bali (PKB) XLI di Kalangan Ratna Kanda, Taman Budaya, Sabtu (22/6). Lomba ini diikuti oleh Sanggar Sudawirat, Duta Kabupaten Badung dengan Sanggar Seni Mustika Dewi Paramita, Duta Kabupaten Buleleng serta Sanggar Seni Candra Dwani, Duta Kabupaten Karangasem dengan Sekaa Gender Kesawa, Duta Kabupaten Klungkung.
Lomba gender wayang anak-anak masih berlanjut di lokasi yang sama, Minggu (23/6). Pesertanya, Sekaa Gender Sidakarya, Duta Kota Denpasar dengan Sanggar Suara Murti, Duta Kabupaten Gianyar, serta Sanggar Tabuh Batel, Duta Kabupaten Tabanan dengan Sanggar Manik Asta Gina, Duta Kabupaten Jembrana.
Salah seorang juri, I Wayan Sujana mengatakan, aspek penilaian meliputi teknik, bentuk/komposisi lagu, kreativitas, penampilan/ekspresi, dan suara gender. “Karena ini merupakan tim, satu barung berempat. Jadi dituntut harus seragam dan seimbang. Kalau kualitas suara gamelan kurang, semua akan berpengaruh,” ujarnya.
Menurut Sujana, para peserta yang mendapat giliran berlomba secara umum sudah tampil dengan baik. Setiap duta kabupaten memiliki ciri khasnya masing-masing. “Hampir setiap daerah, teknik dan komposisinya beda. Walaupun namanya bisa sama, tapi lagunya beda karena mereka punya gaya masing-masing,” jelas Pembina Gender Wayang di Denpasar ini.
Sujana menambahkan, gender wayang di Bali berkembang sangat pesat. Bahkan telah menjadi primadona di kalangan anak-anak.
Terbukti, anak-anak selalu antusias mengikuti setiap event lomba gender wayang. Baik di tingkat SD, SMP, maupun SMA.
Pihaknya optimis gender wayang kedepan akan tetap eksis dan semakin diminati. “Saya optimis sekali karena anak-anak sekarang banyak tertarik dan mencintai gender wayang karena bentuknya sangat unik, walaupun dari segi permainannya cukup rumit,” pungkasnya. (Rindra Devita/balipost)