DENPASAR, BALIPOST.com – RSUP Sanglah memiliki alat diagnosis kanker payudara dengan teknologi terbaru yaitu painless mammography. Alat ini hanya ada tiga di Indonesia yaitu Jakarta, Surabaya dan Denpasar.
Namun sayangnya alat ini belum banyak dimanfaatkan masyarakat untuk mengetahui secara dini terjadinya kelainan, karena BPJS Kesehatan belum menanggung biaya skrining. Menurut Kepala Instalasi Radiologi RSUP Sanglah dr. Dwija Ayusta, Sp.Rad., alat painless mammography ini digunakan untuk mendeteksi adanya kelainan pada payudara dengan lebih akurat.
“Mamografi ini ada untuk skrining payudara yang masih sehat, ada juga untuk diagnostic untuk mengetahui grading sakitnya seberapa, menentukan penyakitnya ringan atau ganas, dan membantu tindakan biopsi agar pengambilan sampel jaringan lebih tepat pada sasaran,” jelasnya.
Alat ini menggunakan dosis X-Ray yang rendah, 20–30 persen lebih rendah dari mamografi yang biasa. Tingkat ketelitian alat ini bisa mencapai 80–90 persen dengan 3 dimensi.
Namun dikonfirmasi dengan alat USG, sehingga hasilnya benar–benar akurat. “Kita bisa mengiris–iris kedalaman dan mengetahui kelainannya lebih dalam, bisa menangkap gambar berapa slice,” imbuhnya.
Pasien sebelumnya diharapkan melakukan pemeriksaan pada saat tidak sedang haid. Karena pada saat pemeriksaan, akan terasa nyeri. Namun dengan alat baru ini, diakui, tingkat nyerinya lebih rendah dibandingkan dengan alat mammography yang lain.
Alat seharga Rp 5 miliar ini telah dibeli sejak 2017 dan dioperasikan pada April 2018. Hingga kini pemanfaatan alat tersebut masih minim. Pihaknya hanya menangani 10 pasien setiap bulan.
Ini, dikatakannya masih kecil karena skrining atau diagnosis seharusnya lebih banyak dilakukan masyarakat untuk mencegah terjadinya kanker payudara. Biaya untuk skrining dengan alat ini mencapai Rp 700.000. Pihaknya berharap, layanan skrining dapat ditanggung oleh BPJS Kesehatan mengingat pentingnya peranan skrining dalam proses penyembuhan penyakit.
Dengan lebih cepat didiagnosis terjadinya kelainan, maka akan semakin mudah proses penyembuhan dan tingkat kesembuhan akan semakin tinggi. Bahkan dikatakan skrining lebih banyak disadari oleh warga negara asing.
Sedangkan masyaraka Bali sendiri masih enggan memeriksakan dirinya lebih dini karena ketakutan dengan hasil yang didapat. Temuan jenis kanker terbanyak di RSUP Sanglah adalah kanker payudara, menempati posisi pertama.
Ia menganjurkan, pasien yang memiliki keluarga dengan risiko tinggi dan memiliki riwayat kanker agar lebih dini memeriksakan dini. Risiko tersebut bisa dari luar dan genetik.
Risiko dari luar meliputi gaya hidup mengonsumsi fast food, kerap terpancar radiasi seperti radiasi alat di rumah sakit dan radiasi alat elektronik. Namun radiasi alat elektronik dikatakan sangat kecil. (Citta Maya/balipost)