Gubernur Bali, Wayan Koster. (BP/dok)

DENPASAR, BALIPOST.com – Dalam situs https://makeachange.world, sebuah tulisan terkait Bali menjadi pulau pertama di Indonesia yang melarang penggunaan kantung plastik sekali pakai, sedotan plastik, dan polystyrene mengapresiasi langkah Gubernur Bali, Wayan Koster. Dikutip dari laman itu, penerbitan Peraturan Gubernur (Pergub) Bali No. 97 Tahun 2018 tentang Pembatasan Timbulan Sampah Plastik Sekali Pakai dinilai sebagai kemenangan besar untuk lingkungan dan masa depan pulau yang berjuluk Pulau Dewata itu.

Bahkan, setelah memberikan toleransi selama 6 bulan, Pergub yang mulai diberlakukan secara penuh sejak 23 Juni 2019 ini akan menjadi tonggak sejarah bagi gerakan bebas plastik yang sudah lama diperjuangkan sejumlah aktivis peduli lingkungan, seperti Melati dan Isabel Wijsen, salah satu pendiri Bye Bye Plastic Bags. Juga, EcoBali Waste Management dan sejumlah aktivis lingkungan lokal, yaitu Gede Robi dan Jane Fischer.

Baca juga:  Kasus COVID-19 Bali Tambah di Atas 1.300 Orang, Kumulatifnya Lampaui 71 Ribu

Gubernur Bali, Wayan Koster, menerapkan undang-undang tersebut pada 21 Desember 2018. Semua pelaku usaha diberikan tenggang 6 bulan untuk menemukan alternatif baru untuk kantong plastik, sedotan dan polystyrene (styrofoam).

Dalam buletin terbaru mereka, Bye Bye Plastic Bags menjelaskan proses implementasi pada 23 Juni 2019 menandai hari besar dalam sejarah bagi semua aktivis, pencinta lingkungan, dan pendukung lama gerakan bebas plastik. Untuk mengawasi pemberlakuan Pergub ini, pemerintah memiliki tim tugas khusus.

Baca juga:  Satu Kabupaten Nihil Tambahan Kasus, Sisanya Catat di Bawah 10 Orang

Nantinya, pihak otoritas lokal, peraturan desa, dan perarem desa adat akan diminta untuk mencatumkan implementasi Pergub ini sehingga bisa efektif di tingkat lokal. Ditambah lagi, akan ada 6 bulan tambahan untuk mengedukasi dan menyosialisasikan Pergub ini ke komunitas dan pelaku bisnis di Bali.

Gubernur Bali berharap larangan itu akan membantu menjaga keharmonisan dan keseimbangan ekosistem Bali. Ia mengatakan sanksi tegas akan diberikan pada pelaku bisnis yang tidak merespons. (kmb/balipost)

Baca juga:  Melia Bali Berpartisipasi di ICCD 2017
BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *