Pemberantasan sarang nyamuk rutin digelar untuk meminimalkan kasus DBD di Jembrana. (BP/istimewa)

NEGARA, BALIPOST.com – Perbandingan kasus warga yang mengalami Demam Berdarah (DBD) di Jembrana dua tahun terakhir cenderung meningkat. Pada tahun 2018, dalam setahun tercatat ada 36 warga yang mengalami DBD. Namun pada tahun 2019, dari Januari hingga Juni jumlah pasien DBD sudah mencapai 86 orang.

Meskipun ada tren kenaikan, upaya pencegahan dan sosialisasi terus digalakkan Dinas Kesehatan Jembrana. Masyarakat harus tetap waspada pada penyakit yang disebarkan melalui Nyamuk ini.

Kepala Dinas Kesehatan Jembrana, I Putu Suasta, Rabu (3/7) mengatakan sejak tiga tahun terakhir, secara rutin khususnya pada hari Jumat melalui Puskesmas bersama masyarakat, sekolah, TNI/Polri melakukan pemberantasan sarang nyamuk. Tiap-tiap puskesmas yang menyebar di masing-masing kecamatan dan desa melakukan upaya pemberantasan tersebut.

Baca juga:  Kasus Penculikan Palsu, Sukerti Dihukum Setahun Penjara

Selain itu, dalam memberantas DBD ini menurutnya perlu kesadaran juga dari masyarakat agar secara aktif melakukan bersih-bersih antisipasi munculnya sarang nyamuk. Seperti dengan menguras bak-bak penampungan air. Termasuk di sekolah-sekolah para siswa dididik menjadi pemantau dan penguras jentik di sekolah.

Sehingga di rumah, mereka juga melakukan hal yang sama dan tertanam untuk menjaga lingkungan. Giat gotong royong masyarakat yang dilakukan setiap bulan juga dipantau pejabat Pemkab. “Di samping itu juga rutin melakukan abatisasi biologis menggunakan abate yang didrop dari dinas lewat puskesmas,” tambah Suasta.

Baca juga:  Buruh Asal NTT Tawuran, Gunakan Batu dan Sajam

Abate itu nantinya akan disalurkan ke masyarakat guna ditabur di penampungan air jernih yang tidak tertutup dan tidak bisa dikuras. Terakhir yang juga rutin dilakukan adalah pengasapan atau fogging.

Berdasarkan data yang dihimpun di Diskes Jembrana, di 2019 ini, dari total 86 orang pasien DBD, jumlah yang paling banyak terjadi pada April yakni 20 orang. Disusul pada Juni ini sebanyak 17 orang.

Baca juga:  Jumlah Kasus DBD di Kuta Selatan Meningkat

Jauh bila dibandingkan pada 2018 yang rata-rata tiap bulannya di bawah 5 pasien DBD. Bahkan tahun lalu dalam satu bulan jumlah terbanyak hanya 10 orang dan terjadi pada bulan Januari 2018.

Bila di golongkan berdasarkan usia, pada tahun ini pasien yang banyak terserang berumur antara 15-44 tahun yakni 37 orang. Disusul kemudian anak usia 5-14 tahun sebanyak 29 orang. (Surya Dharma/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *