MANGUPURA, BALIPOST.com – Rombongan pariwisata Badung ke Tiongkok yang dipimpin langsung oleh Wakil Bupati Badung, I Ketut Suiasa, menjadi promosi pariwisata terakhir. Pasalnya, pendapatan daerah yang tidak tercapai berimbas pada program promosi pariwisata di Kabupaten Badung.
Berdasarkan informasi, Rabu (3/7), pemerintah setempat menghentikan seluruh program promosi pariwisata mulai Juli ini. Akibatnya, program promosi yang telah dirancang dalam setahun mogok di tengah jalan.
Padahal selama ini pariwisata merupakan tulang punggung pendapatan daerah untuk Badung. Bahkan, Badung yang terkenal dengan sejumlah obyek wisata, seperti Pantai Kuta, Seminyak, dan Legian ini mempunyai nilai pajak hotel dan restoran (PHR) terbesar di Bali.
Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Badung, I Made Badra, saat dikonfirmasi Rabu tak menampik hal tersebut. Birokrat asal Kuta ini mengatakan nominal yang dirasionalisasi mencapai sebesar Rp 6 miliar.
Dengan adanya rasionalisasi anggaran yang membatalkan promosi ke luar negeri akan mempengaruhi kunjungan pariwisata di Badung. “Kita sekarang tidak bisa ikut kemana-mana ini karena ada rasionalisasi anggaran. Rencananya kami kan buat festival Indonesia di Moskow, tapi tidak ada anggaran semuanya jadi batal,” ujarnya.
Plt Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Badung itu menilai pemangkasan anggaran lantaran keuangan Badung kembali bermasalah. Kebijakan merasionalisasi dana promosi telah disampaikan tim anggaran dari Badan Pendapatan Kabupaten Badung dalam rapat. “Dari bulan Juli hingga akhir tahun tidak akan ada promosi pariwisata ke luar negeri lagi. Dalam rapat yang di bahas itu intinya menyampaikan Pendapatan Badung tidak tercapai, jadi semua program kegiatan promosi kita ditiadakan,” jelasnya.
Menurutnya, terdapat empat lokasi tujuan yang urung dikunjungi untuk berpromosi. Seperti, promosi ke Rusia pada bulan Agustus, September ke Jepang, Oktober ke Amerika dan November London. Pun promosi di dalam negeri juga dihentikan, salah satunya promosi ke Manado pada Festival Pesona Bunaken.
Adanya rasionalisasi anggaran yang membatalkan promosi ke luar negeri, dinilai akan mempengaruhi kunjungan pariwisata di Badung. “Dengan adanya promosi ke luar negeri, pemerintah bisa secara langsung menjelaskan bagaimana pariwisata di Bali. Selain itu juga dibantu pelaku pariwisata. Sebab, kalau promosi kita bisa langsung menjelaskan destinasi kita dan juga bisa kerja sama secara langsung,” sebutnya.
Guna meningkatkan jumlah kunjungan di tengah rasionalisasi anggara, Badra mengakui hanya melakukan promosi melalui online. “Kabupaten Badung kini sudah mempunyai web dalam melakukan promosi. Walaupun tidak maksimal apa boleh buat,” pungkasnya. (Parwata/balipost)