MANGUPURA, BALIPOST.com – Kerangka manusia ditemukan di bekas galian C, Banjar Dinas Giri Sari, Desa Pecatu, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung, pada Kamis (4/7). Kerangka yang ditemukan di semak-semak, berjarak cukup jauh dari jalan raya ini diduga merupakan korban pembunuhan.
Kapolsek Kuta Selatan, AKP Doddy Monza, dikonfirmasi membenarkan terkait temuan kerangka manusia itu. Berdasarkan laporan, pihaknya langsung turun ke lokasi bersama tim forensik untuk melakukan olah TKP serta mengidentifikasi kerangka itu.
Meski di lokasi ditemukan sandal jepit warna hitam dengan tali motif pink-hitam, celana dalam warna pink motif garis-garis biru, BH warna pink dan baju dress warna hitam, pihaknya belum bisa memastikan temuan kerangka itu berjenis kelamin perempuan. Pasalnya, pihak kepolisian masih menunggu hasil resmi uji forensik.
Terkait penyebab kematian, ia mengatakan, juga masih menunggu proses penyelidikan.
Sebelumnya, Bendesa Pecatu, I Made Sumerta menerangkan, kerangka manusia tersebut awalnya ditemukan oleh seorang warga yang sering mencari pakan sapi bernama, I Nyoman Sudarma, (49) pada Rabu (3/7) sore. Namun Sudarma baru bisa meneruskan laporan terkait temuannya ke pihak desa pada Rabu malam sekitar pukul 20.00 Wita.
Sehingga, laporan tersebut dikoordinasikan dengan Babinsa Desa Pecatu untuk menindaklanjuti. Tapi, karena situasi di lapangan yang gelap gulita, pemeriksaan terkait kebenaran temuan pun baru bisa dilakukan pada Kamis (4/7) sekitar pukul 09.30 Wita.
Pada Kamis pagi, petugas dari desa bersama kepolisian mendatangi lokasi temuan yang berjarak kurang lebih 2 Km sebelah selatan Jalan Raya Uluwatu. Tim yang terjun ke lokasi mendapati kerangka manusia tersebut dan terdapat juga celana dalam dan BH warna pink.
Setelah dipastikan bahwa temuan kerangka itu identik dengan kerangka manusia, pihaknya pun langsung melakukan pengecekan terhadap warga Desa Pecatu yang selama ini belum diketahui keberadaannya atau menghilang. Namun, dari pendataan itu, tidak ada yang hilang, sehingga dugaan kuat kerangka wanita itu berasal dari luar wilayahnya. (Yudi Karnaedi/balipost)