MANGUPURA, BALIPOST.com – Memasuki usianya yang ke-40, KFC Indonesia – maju bersama Indonesia, kembali menunjukkan komitmennya terhadap lingkungan. Karena saat ini gencar dilakukan pembatasan timbulan sampah plastik sekali pakai, KFC meluncurkan gerakan tanpa kantong plastik.
General Manager Marketing PT Fast Food Indonesia Tbk, Hendra Yuniarto, Jumat (5/7) mengatakan gerakan ini diterapkan di KFC wilayah Bali, Jambi, dan Banjarmasin mulai awal Juli ini, sekaligus memperingati Hari Tanpa Kantong Plastik Dunia pada 3 Juli. Kantong plastik diganti dengan kantong kertas.
Dikatakannya, sebagai restoran cepat saji terbesar di Indonesia, KFC senantiasa mendukung rencana pemerintah seputar peduli lingkungan dan kelestarian alam. Termasuk Pemerintah Provinsi Bali, yang bertekad menjadikan Bali sebagai tujuan wisata ramah lingkungan, dalam program Bali tanpa kantong plastik. “Serta kota-kota lain, seperti Banjarmasin dan Jambi, dan menyusul beberapa kota lainnya.”
Pembatasan timbulan sampah plastik sekali pakai di wilayah Bali diatur dalam Peraturan Gubernur Bali No. 97 tahun 2018. Pelaku usaha dilarang menyediakan plastik sekali pakai, dan melarang siapapun untuk menggunakan plastik sekali pakai.
Menurut data Direktorat Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah dan B3 Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Bali menghasilkan 3.039 ton sampah setiap harinya. Sebesar 13,92% (423,141 ton) di antaranya adalah sampah plastik. Dari seluruh sampah yang dihasilkan setiap harinya, 52% tidak tertangani dengan baik (mismanaged waste).
Diperkirakan sejumlah 2.200 ton per hari sampah mencemari lingkungan, termasuk pantai dan laut. Mayoritasnya, sampah yang tidak tertangani adalah sampah plastik sekali pakai.
Hendra menegaskan KFC Indonesia akan memperluas wilayah gerakan tanpa kantong plastik sekali pakai ke seluruh Indonesia. “Namun dukungan konsumen KFC akan sangat berarti dengan selalu membawa tas kantong sendiri saat membeli produk KFC untuk di-take away.”
Komitmen KFC terhadap lingkungan telah ditunjukkan sejak 2012 dalam Program KFC Green Action. Kegiatan ini adalah kelanjutan dari program penanaman lahan gersang di tahun 2007. Semangat peduli lingkungan kemudian diperkuat dengan gerakan No Straw Movement sejak Mei 2017.
Di awal Juli 2019, KFC juga meluncurkan stainless straw eksklusif, dalam rangka 40 tahun KFC Indonesia. Program lainnya berupa gerakan Budaya Beberes dan gerakan pengelolaan sampah. “Gerakan Budaya Beberes mengajak konsumen KFC agar senantiasa membereskan setiap sisa makanannya di manapun, tidak hanya di restoran KFC, dan lalu membuangnya ke tempat sampah,” jelas Hendra.
Upaya peduli lingkungan KFC ini, sebutnya, tidak menurunkan jumlah konsumen yang berbelanja di KFC. Bahkan di semester I tahun ini, KFC sudah berhasil mencapai target dan tumbuh double digit. “Kampanye yang kami lakukan juga diadopsi di sejumlah region lain di dunia,” paparnya.
Terkait penanganan sampah plastik ini, Pengagas Komunitas Divers Clean Action, Swietenia Puspa Lestari, menjelaskan, pada 2017 melakukan ekspedisi keliling Bali bersama tim #kelilingbali yang diinisiasi oleh Make a Change World dan Bye Bye Plastic Bag. Dari data yang dikumpulkan, ditemukan 1 partikel mikroplastik per 300 hingga 3.300 liter di seputar lautan Bali dan sampah plastik sekali pakai antara 30,50% hingga 74,89%. “Daerah-daerah yang tidak ditinggali pun, seperti di Menjangan, komposisi sampah plastik di lautnya cukup tinggi,” jelasnya.
Hal ini menunjukkan tingginya jumlah sampah plastik di Bali, yang berpotensi merusak pariwisata alam Bali. (Diah Dewi/balipost)