DENPASAR, BALIPOST.com – Kementerian Pariwisata tahun 2019 akan membuat paket wisata tematik yaitu health tourism. Untuk itu, tim percepatan pengembangan wisata sejarah, religi, dan warisan budaya mengunjungi RSUP Sanglah untuk memetakan sumber daya yang ada.
Ditemui Kamis (4/7) di RSUP Sanglah, Ketua Tim Percepatan Pengembangan Wisata Sejarah, Religi dan Warisan Budaya Tendi Nuralam menyampaikan, pihaknya sedang mengembangkan health tourism (wisata kesehatan). Health tourism terdiri dari wellness tourism dan medical tourism.
Bali sendiri memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan health tourism. Ia melihat ada dua rumah sakit yang dapat dikembangkan sebagai medical tourism yaitu RSUP Sanglah dan RS Siloam. Sementara wellness tourism berpotensi dikembangkan di Ubud, karena spa, yoga dan healthy food berkembang disana.
“Selama ini yang sudah menikmati medical tourism, negara tetangga kita seperti Malaysia dan Singapura. Sebagai gambaran saja banyak orang ke Malaysia khususnya ke Malaka yaitu 800 ribuan per tahun. Sebenarnya banyak orang Indonesia willing (rela) seperti itu. Cuma bagaimana kita mengemas dengan baik,” bebernya.
Menurutnya tahun ini paket healthy tourism harus dirampungkan menjadi paket wisata, karena untuk mengembangkan wisata tematik ini, ia bekerja dengan antar kementerian.
Saat ditemui Bali Post, ia bersama timnya sedang melihat fasilitas RSUP Sanglah. “Kami lihat potensinya ada, cuma manajemennya yang harus dibuat, mulai dari pelayanan internasionalnya disiapkan dimana, bagaimana sistem pricingnya, bagaimana sistem hospitality-nya, bagaimana keamanan roaming, pengaturan flow-nya,” bebernya.
Bali selama ini dikenal dengan pariwisata budaya dan pantainya. Padahal menurutnya Bali bisa dikembangkan health tourism, sport tourism dan scientific tourism. “Kita punya 4 potensi, Malaysia baru ada 1 yaitu medical tourism. Kita akan kembangkan tiga potensi itu juga,” ungkapnya.
Kasubbag Humas RSUP Sanglah Dewa Ketut Kresna mengatakan, RSUP Sanglah sudah lama mengembangkan layanan medical tourism. Saat ini dikatakan momen yang tepat untuk mengembangkan layanan tersebut karena Kementerian Pariwisata sedang mengembangkan wisata tematik.
RSUP Sanglah memiliki medical tourism yaitu poliklinik estetika dan hiperbarik. Poliklinik estetika terletak di Gedung Wing Amertha RSUP Sanglah sedangkan poliklinik hiperbarik terletak di sebelah Ruang Ratna.
Pihaknya mengaku siap jika RSUP Sanglah melayani medical tourism. Bahkan RSUP Sanglah telah menyediakan layanan medical tourism sejak lama. Poliklinik estetika RSUP Sanglah telah dibuka sejak tahun 2017, sedangkan hiperbarik telah ada sejak awal tahun 2000-an.
“Rencananya ini akan dijadikan pelayanan unggulan kita, dari sisi SDM pun kita sudah memiliki professor dan aktif di bidang itu dan layanan hiperbarik kita adalah yang pertama di Bali, bahkan di Bali hanya ada dua layanan hiperbarik, salah satunya di RSUP Sanglah,” bebernya.
Koordinator Pelayanan Hiperbarik RSUP Sanglah dr. Anita Devi, M.Si.mengatakan, per bulan kunjungannya 80-an pasien. Terapi hiperbarik merupakan tindakan yang berlangsung dua sampai 5 jam.
Sehingga hampir setiap hari ada pasien yang melakukan terapi. “Banyak dari kalangan pariwisata, orang asing rata-rata 4 orang asing ke sini dalam sebulan,” bebernya.
Terapi hiperbarik banyak dimanfaatkan penyelam, guide diving, tak terkecuali penyelam asing. Mereka biasa melakukan terapi setiap 6 bulan sekali, untuk mencegah penyakit dekompresi. (Citta Maya/balipost)