TABANAN, BALIPOST.com – Warga Desa Antap, Kecamatan Selemadeg, dan sebagian desa di Kecamatan Selemadeg Barat, belakangan ini resah menyusul maraknya kasus pencurian sapi. Sejumlah warga sudah melaporkan kasus ini ke polisi.
Dari informasi di lapangan, setidaknya sudah ada enam sapi yang hilang selama kurun waktu dua bulan terakhir. Ada yang hilang di tegalan, ada pula saat diikat di dalam kandang.
Disinyalir, pencurian sapi dilakukan saat tengah malam dan dini hari. Polisi mencurigai aksi ini dilakukan sekelompok orang profesional. Sejauh ini polisi belum menemukan petunjuk terkait kasus tersebut.
Mantan Perbekel Antap I Ketut Wastika mengatakan, kasus sapi hilang terjadi di sejumlah banjar. Tidak hanya di Desa Antap, ada di desa lainnya, seperti Selabih dan Lalanglinggah. ”Kalau di Antap ada sekitar enam ekor sapi yang hilang,” ucapnya, Senin (8/7).
Para pelaku hanya mengambil sapi dewasa. Kejadian terakhir terjadi di pinggir jalan. Ada tiga ekor sapi yang hilang. Atas kejadian itu, masyarakat resah dan berharap kepolisian segera menemukan pelakunya. ”Saya juga sempat jadi saksi atas kehilangan salah satu ekor sapi warga. Kami berharap polisi segera mendapat petunjuk untuk mengungkap kasus ini,” katanya.
Kapolsek Selemadeg Kompol I Made Budi Astawa menyatakan telah menerima dua laporan warga yang kehilangan sapi. Laporan terakhir pada Mei lalu. ”Memang benar ada dua kali laporan, itu kejadian di Selemadeg dan Selemadeg Barat. Semua di bulan Mei, tapi saya tidak hapal datanya,” jelasnya.
Agar bisa segera menemukan pelakunya, pihaknya telah berkoordinasi dengan jajaran polsek lainnya, termasuk di Kabupaten Jembrana. ”Kami sudah terus melakukan penyelidikan dengan berbagai cara, seperti menyebar informasi ke masyarakat, tapi belum ada arah untuk identifikasi pelaku,” terangnya.
Dugaan sementara, kata dia, pelaku cukup profesional dan dilakukan secara kelompok. ”Olah TKP dan penyelidikan sudah kami lakukan. Tapi sampai saat ini masih belum menemukan petunjuk,” imbuhnya. (Dewi Puspawati/balipost)