TABANAN, BALIPOST.com – Musim kemarau yang melanda sejumlah daerah khususnya di Kabupaten Tabanan mengakibatkan sejumlah lahan pertanian terancam kekeringan. Data Dinas Pertanian Kabupaten Tabanan, kekeringan berpotensi terjadi hampir di seluruh kecamatan. Terbanyak terjadi di Kecamatan Selemadeg Timur (Seltim) yakni sekitar 1.000 hektar, sedangkan di kecamatan lainnya persentase ancamannya masih kecil.
Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura I Wayan Suandra seizin Kepala Dinas Pertanian Tabanan I Nyoman Budana mengatakan, kurang lebih 1.000 hektar lahan pertanian yang berpotensi kekeringan terjadi di Subak Aseman 2, Subak Aseman 3 dan Subak Aseman 4 dari total luas lahan 2.400 hektar. Pascapanen April lalu, Subak Aseman tengah melakukan pola tanam palawija jenis jagung yang baru berumur 2-3 minggu.
“Ada potensi kekeringan jika tidak turun hujan dalam waktu dekat ini, karena sumber air di subak tersebut debit airnya kecil,” ucapnya, Selasa (9/7). Sumber air di Subak Aseman berasal dari bendungan Gadungan Lambuk yang saat kemarau debit airnya mengecil. Jika memasuki musim penghujan biasanya Oktober sampai Januari, lahan pertanian di wilayah tersebut relatif subur khususnya tanaman padi. Kondisi ini sudah menjadi langganan petani tiap tahun sehingga ada penerapan jadwal pola tanam.
Menyikapi ancaman kekeringan di Subak Aseman, belum lama ini Dinas Pertanian Tabanan bersama TNI AD melalui Dandim 1619/Tabanan mengusulkan pembuatan 10 buah sumur bor lewat anggaran APBN. “Kami sudah mengusulkan ke Kementerian Pertanian melalui rapat mitigasi kekeringan belum lama ini di Jakarta, semoga disetujui,” ujarnya.
Sumur bor tersebut rencananya dibuat di sejumlah titik di Subak Aseman dengan harapan bisa mengantisipasi kekeringan yang sudah menjadi langganan tiap tahun. (Dewi Puspawati/balipost)