Presiden Jokowi didampingi Gubernur Bali Wayan Koster dan Bupati Badung Giri Prasta meninjau Kutuh yang mengembangkan sport tourism. (BP/dok)

DENPASAR, BALIPOST.com – Kegiatan olahraga bertaraf internasional berpeluang mendongkrak kunjungan wisatawan mancanegara ke Bali. Hal ini membuat Dinas Pemuda dan Olahraga atau Dispora Provinsi Bali mulai melirik peluang pengembangan bidang keolahragaan menjadi sebuah destinasi pariwisata atau sport tourism.

Kepala Dispora Bali, Plt. Kepala Dinas Kepemudaan dan Olahraga Provinsi Bali Drs. I Made Rentin AP., MSi., usai rapat program kegiatan Dispora Bali, Selasa (9/7), mengatakan, jika Lombok dengan kawasan Mandalika saja bisa menjadikan daerahnya sebagai sport tourism, Bali yang mempunyai potensi kepariwisataan juga mempunyai peluang untuk pengembangan olahraga bertaraf international. Dikatakannya, dulu di kabupaten Jembrana sempat muncul gagasan pembuatan sirkuit bertaraf international seperti Formula 1. “Bisa saja hal itu nanti kita jajaki dan gali lagi bersama dengan Dinas Pemuda dan Olahraga Kabupaten Jembrana,” katanya.

Baca juga:  Pino Gelar Sport Tourism Tinju di Canggu

Selain itu, dalam penjajakan pengembangan sport tourism yang sempat menjadi janji kampanye Gubernur Bali Wayan Koster dan Wakil Gubernur Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati atau Cok Ace, pihaknya akan segera mengumpulkan Dispora Kabupaten dan kota se-Bali. “Kami juga akan duduk bersama dengan Dinas Pariwisata, difasilitasi Wagub Bali yang juga Ketua PHRI, ingin bergandengan tangan dalam pengembangan potensi sport tourism ini, mengingat potensi prasarana olahraga di Bali juga tidak kalah dengan daerah lain,” katanya.

Baca juga:  Diburu, Pemasok Narkoba Jenis Baru ke Selebgram Syiva

Ia mengatakan kegiatan international bidang olahraga yang dalam waktu dekat akan digelar di Bali adalah Lari Marathon Maybank. “Mungkin saja dengan keindahan lautnya nanti bisa diadakan event diving, surfing dan lainnya,” ujarnya.

Made Rentin juga memberikan apresiasi destinasi kampung bola Desa Adat Kutuh. Meski dikelola desa adat, namun skalanya sudah taraf internasional. (Agung Dharmada/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *