Sekaa Gong Kebyar Wanita Puspasari Banjar Lebah menampilkan Tari Baris Kekupu. (BP/kmb)

DENPASAR, BALIPOST.com – Sekaa Gong Kebyar Wanita Puspasari Banjar Lebah, Desa Sumerta Kaja, Kecamatan Denpasar Timur sebagai duta Kota Denpasar tampil apik pada Parade Gong Kebyar Wanita serangkaian Pesta Kesenian Bali XLI. Sekaa ini membawakan Tari Baris Kekupu di Panggung Terbuka Ardha Candra, Taman Budaya Bali, Senin (8/7) malam.

Diawali dengan persembahan Tabuh Kebyar Dang yang diciptakan I Wayan Berata (alm), Sekaa Gong Kebyar Wanita Puspasari Banjar Lebah tampil memukau diiringi riuh tepuk tangan penonton. Kemudian Sekaa Gong Kebyar Wanita Puspasari Banjar Lebah menampilkan Tari Baris Kekupu yang merupakan tarian ikon dari Banjar Lebah.

Baca juga:  Karena Kembang Api Villa Terbakar, Kerugian Rp 1 Miliar

Tari Baris Kekupu merupakan sebuah tarian tradisional yang berasal dari Banjar Lebah, Desa Sumerta Kaja, Kota Denpasar. Tari ini diciptakan tahun 1930 oleh I Nyoman Kaler (alm), seorang seniman kekebyaran yang terkenal pada masanya, yang juga menciptakan berbagai tarian Bali klasik, seperti Tari Margapati dan Tari Demang Miring. “Tari Baris Kekupu ini menggambarkan gerak-gerik kupu-kupu berwarna-warni yang beterbangan bebas dan saling bercengkrama di taman bunga dengan riang gembira mencari madu bunga, keindahan taman selalu menarik apabila ada kupu-kupu yang terbang bergulung-gulung menambah asrinya taman,” ujar Koordinator Sekaa Gong Kebyar Wanita Puspasari Banjar Lebah I Wayan Murda.

Baca juga:  Sepasang "Lutung" Resahkan Warga di Gilimanuk

Tari ini pada awalnya diciptakan untuk keperluan upacara Mamukur (upacara untuk menyucikan roh/atma), karena kupu-kupu dipercaya dapat mengantarkan atma/roh lepas dari unsur Panca Maha Bhuta menuju alam Swarga Loka/Siwa. “Tari Baris Kekupu memiliki berbagai gerakan dasar, seperti ngagem, sledet, miles, dan lain-lain. Gerakan khusus dalam tari ini, seperti gerakan nimpah (posisi kaki menyilang dan salah satunya menyentuh lantai),” ujarnya.

Murda menambahkan, tari ini diciptakan oleh I Nyoman Kaler (alm) lalu diubah dan dikembangkan oleh Wayan Rindi (alm) yang juga pencipta Tari Pendet. Setelah dokumentasinya hilang lama, lalu dipopulerkan kembali oleh maestro dari Banjar Lebah yaitu Ni Ketut Arini dan kembali bangkit hingga sekarang menjadi ikon Banjar Lebah Sumerta.

Baca juga:  Presiden akan Pukul Kulkul Lepas Pawai PKB

Wali Kota Denpasar I.B. Rai Dharmawijaya Mantra sangat mengapresiasi pementasan yang ditampilkan Sekaa Gong Kebyar Wanita Puspasari Banjar Lebah. Semangat yang ditunjukkan sekaa gong, penari hingga persiapan yang dilaksanakan seluruh krama banjar serta tim sangat patut diapresiasi. “Menjaga seni budaya dan tradisi warisan leluhur merupakan keharusan di dalam melestarikan kebudayaan sebagai bentuk benteng moral dan pedoman di dalam menjalankan hidup. Karena di tangan merekalah nantinya kelangsungan seni budaya di Kota Denpasar akan terjaga,” ujarnya. (kmb/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *