MANGUPURA, BALIPOST.com – Keberadaan pariwisata sebagai penggerak utama perekonomian Bali menjadikan industri keramahtamahan (hospitality) mempunyai peran yang sangat strategis. Namun semua pihak harus memiliki pemahaman komprehensif tentang kepariwisataan, sehingga bermanfaat sebesar-besarnya bagi kesejahtaraan bangsa secara merata dan tetap menjaga kelangsungan sumber daya yang ada agar bermanfaat bagi generasi mendatang. Demikian latar belakang digelarnya 1st Annual Hottelier Summit Indonesia 2019 yang digelar Global Hospitality Expert (GHE) di H Sovereign Bali, Jumat (12/7) hingga Sabtu (13/7).
Menurut Agus Yoga Iswara, BBA., BBM., MM., CHA selaku President Director GHE, kegiatan ini merupakan sebuah media untuk mengedukasi para praktisi, investor serta seluruh insan pariwisata akan pentingnya mengetahui tren terkini di industri pariwisata. Sesuai tema yang diambil yakni “Leveraging Local Talent for World Class Hotelier” diharapkan sumber daya manusia lokal di Bali dan Indonesia benar-benar mampu untuk menjadi salah satu barometer insan pariwisata yang ahli berkelas internasional dan menjadi tuan di negerinya sendiri.
Ia menjelaskan dewasa ini perkembangan pariwisata dunia diliputi fenomena yang dramatis dari sisi internal dan eksternal. “Kita melihat bagaimana alam-budaya-seni sebagai keunggulan destinasi saat ini dihadapkan pada ancaman degradasi dalam berbagai hal seperti kualitas sumber daya alam, perubahan gaya hidup masyarakat serta pengaruh digitalisasi di bidang informasi dan teknologi. Ini perlu disikapi dengan cara pandang yang holistik dan visioner bahwa industri ini perlu penyelamatan yang nyata dan konsisten,” ungkapnya.
Dalam kegiatan 2 hari itu, dilaksanakan sejumlah seminar dengan topik yang strategis untuk berbagai divisi pada industri pariwisata dan perhotelan. Yoga Iswara menambahkan bahwa tujuan dilaksanakan kegiatan ini adalah untuk menunjukkan kepada dunia bahwa Bali dan Indonesia bukan hanya terkenal sebagai destinasi wisata namun juga dikenal sebagai pencetak dan penyedia sumber daya manusia (SDM) kepariwisataan yang handal dan berstandar global.
Menurut ketua penyelenggara kegiatan, I Made Ramia Adnyana, SE,.MM.,CHA, di 2019 ini Annual Hotelier Summit Indonesia 2019 dilaksanakan di Bali sebagai embrio agenda tahunan. Ke depannya akan dilaksanakan secara bergilir di berbagai kota besar di Indonesia untuk pemerataan dan menjadi gerakan nasional akan pentingnya pemahaman industri pariwisata sebagai bentuk perekonomian yang berbasis kerakyatan. “Kami sajikan 9 seminar dalam 2 hari ini dengan menghadirkan 18 narasumber yang ahli di bidangnya. Peserta sudah mencapai 618 orang dalam keseluruhan acara tersebut, dan kami optimis event ini akan bisa berlanjut terus kedepannya karena manfaat bagi industri dan insan pariwisata sangat besar,” sebutnya.
Ini, lanjutnya, merupakan event pertama di Indonesia yang melibatkan bukan hanya 1 profesi bidang keahlian namun berbagai bidang. Termasuk di bagian hulu dari pembangunan SDM kita yaitu bidang pendidikan dan pelatihan vokasi kepariwisataan.
Pada akhir acara, Sabtu (13/7) akan dilaksanakan pula kegiatan perayaan ulang tahun ke-2 Global Hospitality Expert (GHE). Puncak acara akan diisi dengan penganugerahan apresiasi kepada para insan pariwisata yang terpilih berdasarkan kontribusi dan pemikiran cerdasnya dalam memajukan pariwisata di Bali dan Indonesia.
Di samping itu diserahkan juga penghargaan sepanjang masa (Lifetime Achievement) kepada tokoh budaya Bali yang telah menciptakan pondasi pariwisata Bali yang berbasis budaya dan menjadi taksu pariwisata Bali. Jumlah penerima “Global Hospitality Award 2019” mencapai 13 orang.
Global Hospitality Expert juga akan memberikan penghargaan (Appeciation Certificate) kepada para ketua asosiasi kepariwisataan di Bali yang telah berjasa dan berkontribusi dalam memimpin asosiasinya serta berperan aktif dalam pembangunan kepariwisataan. Penghargaan akan diserahkan kepada 24 ketua asosiasi baik usaha, pemilik, profesi, pendidikan, pelatihan serta lembaga pariwisata dan perhotelan di Bali. (kmb/balipost)