Wisatawan menikmati pemandangan Kintamani. (BP/ina)

BANGLI, BALIPOST.com – Pendapatan dari retribusi pariwisata Kintamani naik signifikan sejak pariwisata Kintamani dikelola Badan Pengelola Pariwisata Batur Unesco Global Geopark (BUGG). Hingga pertengahan tahun ini, pendapatan dari retribusi pariwisata Kintamani telah menembus angka Rp 11 miliar lebih hampir setara dengan pendapatan retribusi yang diperoleh sepanjang tahun lalu.

Berdasarkan data Badan Pengelola Pariwisata Batur Unesco Global Geopark (BUGG), hingga akhir Juni 2019 tercatat pendapatan yang terkumpul dari pemungutan retribusi pariwisata Kintamani telah mencapai Rp 11.169.281.019. Naik dua kali lipat jika dibanding bulan yang sama tahun sebelumnya.

Dari Januari hingga Juni 2018, pendapatan retribusi pariwisata Kintamani yang kala itu pengelolaannya masih dilakukan langsung Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Bangli hanya menembus angka 5.650.611.000. Sementara hingga akhir 2018 total pendapatannya Rp 11.361.889.000.

Baca juga:  Ratusan Dus Jamu Tanpa Label BPOM Diamankan

Sekretaris Badan Pengelola Pariwisata Batur Unesco Global Geopark (BUGG), Dewa Ketut Setia Darma mengatakan, kenaikan pendapatan dari retribusi pariwisata Kintamani saat ini tidak terlepas dari sejumlah upaya yang telah dilakukan Badan Pengelola selama ini. Diantaranya dengan melakukan penambahan titik pungutan tiket dari sebelumnya 4 titik menjadi 8 titik.

Selain itu pihaknya selama ini juga melakukan optimaliasasi waktu pemungutan retribusi dengan menambah jam pemungutan. Ia menjelaskan, sebelumnya pemungutan retribusi dilakukan dari pukul 08.00 -16.00 wita.

Baca juga:  Pondasi Ruang Kelas TK Negeri Pembina Kintamani Ambles

Sejak dikelola Badan Pengelola, pemungutan retribusi diperpanjang hingga pukul 17.00 wita. Pihaknya juga melakukan pemungutan retribusi pada dini hari khusus di pos pungut baru yang didirikan di bawah view point Penelokan. Pemungutan dilakukan mulai pukul 02.00 hingga 03.30 wita.

Dari aktivitas pemungutan retribusi dini hari itu, disebutkan pendapatan yang didapat per hari paling sedikit Rp 15-17 juta. “Kami juga rutin melakukan pengawasan dan monitoring ke loket-loket pemungutan retribusi,” ujarnya.

Setia Darma mengatakan kenaikan retribusi pariwisata Kintamani tidak terlepas dari revitalisasi yang telah dilakukan Pemkab Bangli, yakni penataan pada view point Penelokan, pembangunan gardu pandang di wilayah Suter dan pemberdayaan masyarakat di sekitar Kawasan Batur Unesco Global Geopark. Keberadaan view point Penelokan yang kini tertata dengan indah lengkap dengan stage, diakuinya semakin menarik minat wisatawan untuk berkunjung ke Kintamani. “Untuk semakin menarik kunjungan wisatawan datang ke Kintamani, kami juga menyuguhkan pentas budaya setiap Kamis di Penelokan,” terangnya.

Baca juga:  Tak Pakai Masker dengan Benar, Belasan Warga Dikenai Sanksi

Dengan upaya yang telah dilakukannya itu, pihaknya optimis target retribusi pariwisata Kintamani yang dibebankan ke badan pengelola sebesar Rp 20 miliar tahun ini bisa tercapai. “Kita optimis bisa tercapai. Kita juga akan tingkatkan lagi kebersihan dan kenyamanan di Kintamani,” imbuhnya. (Dayu Swasrina/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *