DENPASAR, BALIPOST.com – Provinsi Kalimantan Tengah menampilkan tarian khas Dayak Kaharingan di Kalangan Ayodya, Taman Budaya, Kamis (11/7). Sebanyak lima tarian khas Dayak Kaharingan disajikan dengan penuh energik yang mampu menarik perhatian pengunjung PKB.
Kelima tarian tersebut yakni Tari Kahanjak Atei, Kolaborasi Karungut dan Tari Kinyah Mandau Tunggal, Tari Bawi Kuwu, Tari Nepah Hajat dan Tari Manasai. Bahkan di pengujung pementasan, sebagian penonton dari Bali dan luar Bali termasuk dari mancanegara ikut menari bersama. Mereka menarikan Tari Manasai.
Tari Manasai merupakan tari pergaulan yang ada di Kalimantan Tengah. Tarian ini biasa ditarikan sebagai sebuah penutupan dalam acara maupun kegiatan yang ditarikan bersama dengan seluruh tamu atau penonton dan membentuk lingkaran. “Makna tarian ini sangat penting dalam sebuah kebersamaan tanpa mengenal latar belakang yang ada di Kalimantan Tengah,” ujar Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Kalimantan Tengah Dr. Guntur Talajan, S.H., M.Si.
Tari kegembiraan lainnya yang ditampilkan Sanggar Seni Betang Batarung, Palangkaraya pimpinan Tris Sofia adalah Tari Kahanjak Atei. Kahanjak Atei artinya kegembiraan. Tarian ini merupakan tarian pergaulan Dayak yaitu Tasai dan Tari Giring-giring.
Menurut Tris Sofia, tarian ini menggambarkan luapan kegembiraan dan suka cita masyarakat Dayak dalam berbagai hal dan sebagai bentuk kebersamaan dan keakraban dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, juga dipentaskan Karungut, sebuah kesenian tradisional berupa sastra lisan atau pantun yang dilagukan.
Bagi suku Dayak, Karungut merupakan karya sastra besar klasik sejenis pantun atau gurindam. Karungut ini dikolaborasikan dengan Tari Kinyah Mandau. Sebuah tarian perang suku-suku Dayak di Kalimantan. (Winatha/balipost)