DENPASAR, BALIPOST.com – Indonesia menduduki peringkat dua dunia setelah India untuk kasus Tubekulosis (TB). Banyaknya kasus dan penyebarannya yang cepat membutuhkan penanganan yang tepat sehingga kasus TB ini tidak meningkat dan bisa dicegah penularannya.
Pemerintah sendiri telah melakukan berbagai usaha untuk mengatasi kasus TB salah satunya dengan kegiatan ketuk 1.000 pintu dan menggandeng Perkumpulan Pemberantasan Tuberkulosis Indonesia (PPTI) sebagai salah satu bentuk peran serta masyarakat dalam membantu Pemerintah menanggulangi TB. Untuk mengevaluasi sejauh mana peran dan keberhasilan PPTI dalam menanggulangi kasus TB, PPTI Bali menggelar Rapat Koordinasi (Rakor) XX PPTI Se-Bali, Jumat (11/7) di Denpasar.
Ketua PPTI Wilayah Bali, Puspanegara mengatakan tugas PPTI adalah membantu pemerintah untuk menemukan kasus TB serta memberikan informasi kepada masyarakat mengenai bahaya TB dan bagaimana cara mengatasinya. Sekaligus mendorong masyarakat untuk berobat ke puskesmas atau layanan kesehatan terdekat.
Lewat Rakor ini, setiap PPTI di Kabupaten/Kota membagi pengalamannya serta langkah-langkah yang dilakukan untuk mengatasi permasalahan di lapangan. ”Kita bekerja di lapangan untuk mencari kasus TB dan memberikan informasi mengenai bahaya TB di masyarakat. Dari laporan, baru 50 persen dari kasus TB yang ditemukan yang mau ke layanan kesehatan dan menjalani pengobatan. Inilah yang akan kita bahas dari Rakor ini sekaligus mencari langkah pemecahannya,” ujar Puspanegara.
Dalam memerangi kasus TB, lanjut Puspanegara memang membutuhkan kesabaran ekstra. Sebab, terkadang masyarakat yang meski tahu bahaya TB agak kesulitan didorong berobat karena lamanya waktu yang diperlukan untuk menyembuhkan TB. ”Padahal kunci TB itu hanya satu. Berobat. Tetapi karena lama, terkadang ada masyarakat yang enggan. Disinilah peran PPTI dalam hal memberikan motivasi dan pemahaman,” ujarnya.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Provinsi Bali, Wayan Widia mengatakan PPTI sangat membantu pemerintah dalam mencegah penularan penyakit TB serta menemukan kasusnya di masyarakat. Sebagai dukungan dari pemerintah, untuk membantu operasional diberikan lewat dana hibah APBD Propinsi disamping adanya bantuan dana dari Global Fund.
Ke depan tugas PPTI ini diharapkan bisa didukung oleh dana desa sehingga jangkauan informasi dan penemuan kasus TB di masyarakat bisa lebih luas dan menyeluruh. Widia menambahkan, untuk tahun 2019, Bali mendapatkan target secara nasional untuk menemukan 12.000 kasus TB.
Berdasarkan laporan terakhir, pencapaian ini baru sekitar 30 persen atau di angka 3.900 kasus. Padahal pencapaian ideal penemuan kasus TB adalah di atas 70 persen dari target.
Meski angka penemuan kasus masih di bawah target, kata Widia, tingkat kesadaran pasien di Bali untuk berobat dan teratur minum obat cukup tinggi. Hal ini diharapkan dengan menggandeng PPTI akan semakin meningkatkan penemuan kasus dan kesadaran minum obat, sehingga target eleminasi TB di tahun 2030 bisa tercapai.
Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan Kota Denpasar, dr. Luh Putu Sri Armini menambahkan diharapkan lewat Rakor XX PPTI se-Bali ini, akan semakin memaksimalkan kinerja PPTI yang bertugas untuk menggerakkan peran masyarakat untuk memerangi kasus TB. ”Saya harap dari kegiatan Rakor ini, dapat dirumuskan upaya dan pencegahan yang tepat dalam rangka menangani dan mencegah penyebaran kasus TB di Bali,” ujarnya. (Adv/balipost)