AMLAPURA, BALIPOST.com – Sejumlah bangunan cagar budaya yang berada di Obyek Wisata Taman Soekasada Ujung mengalami kerusakan. Kondisi itupun dikeluhkan pengunjung karena dinilai bisa membahayakan.
Salah seorang pengunjung asal Blitar, Wiwik, mengatakan, jika bangunan yang biasa dipergunakan berfoto-foto oleh pengunjung banyak yang rusak. Bahkan hampir di semua penyangga bangunan mengalami retak-retak. “Retak-retaknya sangat parah. Hampir semua bangunan retak-retak. Ini sangat membahayakan. Dan bisa roboh sewaktu-waktu,”
ujarnya khawatir.
Kepala Badan Pengelola Obyek Wisata Taman Ujung Soekasada, Ida Made Alit, tidak menampik jika sejumlah bangunan mengalami kerusakan, termasuk retak-retak. Kata dia, bangunan atau bagian-bagian taman yang dibangun tahun 1919 dan tuntas tahun 1921 tersebut rusak karena gempa.
Bahkan, satu bagian candi bentar di pintu selatan roboh, serta sebelah candi bentar di timur roboh bagian puncaknya. “Kita memohon bangunan yang rusak dapat diperbaiki. Kami juga memohon bisa memperbaiki toilet yang rusak, serta bisa dibantu dan diizinkan membangun sejumlah bangunan penunjang operasional pengelolaan taman,” ujarnya.
Kepala Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Bali, I Wayan Muliarta, mengatakan, pihaknya sempat mengelilingi bangunan di Taman Soekesada Ujung. Ia pun melihat sejumlah bangunan mengalami kerusakan.
Karena bangunan yang rusak merupakan cagar budaya, Dinas Kebudayaan Karangasem diminta untuk menyusun proposal yang akan dilaporkan ke pusat. “Kami minta kerusakan pada variasi atau relief yang rusak, hancur akibat besinya sudah karatan, supaya bisa diperbaiki. Jadi kami minta Kadis Kebudayaan, Arnawa, agar secepatnya menyampaikan surat atau proposal usulan itu ke Dirjen Kebudayaan,” sebutnya.
Kadis Kebudayaan Karangasem, Putu Arnawa mengatakan, sesuai instruksi itu, pihaknya bakal segera menyusun proposal yang akan dilayangkan ke Dirjen Kebudayaan. “Kami akan segera susun proposalnya,” jelas Arnawa. (Eka Parananda/balipost)