Babi yang hendak dipotong diperiksa kesehatannya. (BP/edi)

MANGUPURA, BALIPOST.com – Kesehatan ternak babi menjelang hari raya Galungan dan Kuningan menjadi perhatian Pemerintah Kabupaten Badung. Pengawasan ini dilakukan menyusul banyaknya pemotongan hewan yang dilakukan secara pribadi dan kelompok.

Pemerintah setempat telah melakukan langkah cepat untuk mengantisipasi kelayakan daging yang dikonsumsi masyarakat, dengan mengerahkan petugas khusus guna melakukan pemeriksaan kesehatan babi sebelum pemotongan.

Kepala Bidang Kesehatan Hewan Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Badung I Gede Asrama mengatakan, pemeriksaan dilakukan serantak di seluruh desa. “Sebelum tim kesehatan hewan turun, dilakukan pembekalan dulu pada Jumat (19/7) Juli ini,” ungkapnya, Minggu (14/7).

Baca juga:  Dua Desa Diterjang Puting Beliung, 9 Rumah Rusak

Menurutnya, petugas yang dikerahkan mencapai ratusan orang yang terdiri atas dokter hewan dan mahasiswa Fakultas Kedokteran Hewan Unud. Standar pemeriksaan yang dilakukan tak jauh berbeda dibandingkan saat pemeriksaan hewan kurban beberapa waktu lalu, seperti pemeriksaan antemortem (pemeriksaan sebelum kematian) dan postmortem (setelah kematian). Pembekalan mahasiswa dilakukan di kampus FKH Unud.

“Kami akan menurunkan petugas yang terdiri atas 32 dokter hewan, 30 petugas teknis dan 100 orang mahasiswa FKH Unud. Jadi, tiap desa dan kelurahan ada petugas yang mendampingi pemotongan,” terangnya.

Baca juga:  Kedatangan Wisatawan Tiongkok dari Bandara Ngurah Rai Membaik

Pemeriksaan antemortem untuk melihat ciri-ciri fisik, termasuk sehat tidaknya hewan yang bakal dipotong. Sementara pemeriksaan postmortem berupa pemeriksaan organ dalam hewan kurban seperti hati, limpa, dan paru. “Pemeriksaan yang dilakukan sama seperti tahun-tahun sebelumnya,” katanya.

Kadis Koperasi, UKM dan Perdagangan Kabupaten Badung I Ketut Karpiana, memastikan harga kebutuhan pokok di Badung masih relatif stabil. Sebab, pihaknya rutin setiap minggu sekali memantau perkembangan harga komoditi di Badung. Hanya, ada beberapa kenaikkan harga tetapi tidak seginifikan. “Kami rutin menggelar pasar murah melibatkan distributor. Dari pantauan kami masih stabil dan untuk stok sembako masih aman,” pungkasnya. (Parwata/balipost)

Baca juga:  Antisipasi Rabies, Desa Diminta Bentuk "Awig-awig"
BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *