Rasa syukur hidup di Bali, mungkin sudah menjadi bagian banyak orang. Bahkan, rasa syukur itu mungkin diucapkan lebih oleh pelaku usaha yang selama ini menikmati keuntungan di tanah Bali. Tapi kita tak cukup hanya bersyukur.
Harus ada kepedulian yang lebih jelas dalam menjaga Bali. Jika memungkinkan perusahaan-perusahaan besar di negeri ini juga ikut peduli Bali. Caranya dengan menyalurkan dana-dana sosial dan pembangunan lingkungan untuk Bali. Artinya, untuk menjaga Bali kita perlu gerakan nyata bukan sebatas syukur dan wacana.
Yang saya rasakan perlu dukungan lebih adalah gerakan Bali Bersih yang dicanangkan oleh Gubernur Bali Wayan Koster. Para pengusaha dan kalangan pariwisata di Bali perlu bersatu untuk ini. Gerakan Suksma Bali yang digagas Pemprov Bali mungkin bisa menjadi wadah yang ideal.
Saya berharap gerakan Bali Bersih ini benar-benar membudaya dan terbangun di semua lapisan. Saya yakin Bali Bersih ini jika dijabarkan dengan gerakan terpadu hasilnya akan lebih efektif. Jadi, gerakan dengan berbasis pelibatan semua elemen mulai dari tingkat banjar akan membuat gerakan ini menjadi budaya.
Sekarang tinggal kita menumbuhkan kesadaran menjaga Bali. Gerakan Bali Bersih ini saya yakin bisa menjadi kebiasaan dan tanggung jawab moral jika ke depan jadwal gotong royong dilakukan lebih sering di tiap banjar.
Artinya, untuk menjabarkan Bali Bersih harus ada komitmen, dukungan dana, serta gerakan yang didasari kesadaran personal. Pemerintah juga harus hadir dalam gerakan ini dengan memberikan contoh kepada publik.
I Kadek Suparta
Denpasar, Bali