Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati sebagai manggala karya Bhatara Turun Kabeh di Pura Mandara Giri Semeru Agung melakukan prosesi terkait pelaksanaan ritual itu. (BP/istimewa)

BANYUWANGI, BALIPOST.com – Pelaksanaan Bhatara Turun Kabeh, Tawur Agung, dan Labuh Gentuh digelar di Pura Mandara Giri Semeru. Penyelenggaraan upacara ini dilakukan setiap 5 tahun sekali yang diawali dengan atur piuning di Pura Mandara Giri Semeru Agung pada 17 Juni 2019.

Kemudian dilanjutkan atur piuning ke seluruh Pura Khayangan Jagat yang ada di Bali dan Lombok. Pada 10 Juli 2019 telah dilaksanakan melasti di Watu Klosot, Lumajang, dilanjutkan dengan upacara Tawur Labuh Gentuh dan Pedanan pada 13 Juli 2019 yang dihadiri oleh Wakil Bupati Lumajang beserta Forum Komunikasi Pimpinan Daerah Kabupaten Lumajang dan OPD terkait.

Baca juga:  Tawur Tabuh Gentuh di Bencingah Pura Agung Besakih, Pembatasan Krama Diterapkan

Pada Selasa (16/7) merupakan puncak karya (upacara) Ida Bhatara Tedun ke Peselang. Sementara Upacara Penyineban akan dilaksanakan pada Jumat (26/7).

Seluruh rangkaian upacara ini, dari persiapan hingga pelaksanaan maupun dari sarana prasarana hingga prosesi pelaksanaan, dilakukan secara bersama oleh umat Hindu, baik yang datang dari luar Kabupaten Lumajang maupun di Kabupaten Lumajang. Khususnya yang ada di Kecamatan Senduro.

Pola ini merupakan potret perpaduan antarbudaya setempat dengan budaya Hindu lainnya. Diharapkan keseimbangan alam beserta isinya dapat terjalin secara harmoni. Dalam kesempatan ini, Tjok Oka Artha Ardhana Sukawati (Cok Ace) selaku Manggala Karya mengharapkan kepada umat sedarma untuk ngaturang bhakti ke hadapan Ida Bhatara Sanghyang Pasipati yang berstana di Pura Mandara Giri Semeru Agung. (kmb/balipost)

Baca juga:  Dampak Sistem Baru, Proses Cetak E-KTP Melambat
BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *