Ikan mati di keramba jaring apung Danau Batur, Kintamani. (BP/ina)

BANGLI, BALIPOST.com – Semburan belerang yang kembali terjadi di Danau Batur, Kintamani, berdampak pada kematian ribuan ekor ikan yang dibudidayakan petani di keramba jaring apung (KJA). Petani ikan pun merugi hingga puluhan juta rupiah.

Wilayah yang paling parah terkena semburan belerang, yakni Banjar Seked, Desa Batur Tengah. Fenomena semburan belerang menyebabkan ikan mati secara sporadis. I Ketut Wania, petani ikan di Banjar Seked, paling banyak menanggung kerugian akibat fenomena semburan belerang. Sekitar 2,5 ton lebih ikan miliknya yang sudah siap panen, mati.

Baca juga:  Kasad Serahkan Reward PPDS

Ditemui Senin (15/7), Wania mengungkapkan, semburan belerang di Danau Batur diketahuinya mulai muncul sejak Minggu dini hari. Semburan belerang menyebabkan ikan miliknya banyak yang mati. Kematian ikan secara masal di KJA miliknya diketahui Senin pagi saat melakukan pengecekan ke kerambanya. “Yang banyak mati ikan yang sudah siap panen umur 7-8 bulan. Dari 34 lubang KJA, yang siap panen ada dua lubang. Masing-masing lubang isinya 4-5 ribu ekor,” jelasnya.

Baca juga:  Grembeng Culali, Tempat Menarik di Kintamani untuk Nikmati Sunrise

Sementara ikan yang umurnya di bawah 4 bulan masih bisa bertahan hidup. Menurutnya, ikan yang umurnya masih kecil lebih kuat bertahan saat terjadi semburan belerang, sebab lebih sering berada di permukaan danau.

Akibat fenomena semburan belerang dirinya kini harus menanggung kerugian hingga Rp 70 juta. Untuk meminimalisir kematian ikan lainnya, ia terpaksa berhenti beraktivitas di KJA termasuk tidak memberikan pakan ke ikan selama semburan belerang masih ada. “Sebab kalau kita dekati keramba, ikan akan turun ke dasar danau, dan itu menyebabkan ikan kekurangan oksigen,” ungkap Wania.

Baca juga:  Minta Penangguhan Penahanan, PH Riana Singgung Kasus OTT Imigrasi Ngurah Rai

Menurutnya, semburan belerang ini merupakan fenomena alam yang rutin terjadi setiap tahun. Dua tahun lalu, semburan belerang di Danau Batur cukup parah, namun di wilayah Banjar Seked aman dari dampak belerang. (Dayu Swasrina/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *