BANGLI, BALIPOST.com – Fenomena tahunan di Danau Batur, yaitu semburan belerang menyebabkan berton-ton ikan mati. Sehari pascamunculnya semburan belerang itu, sejumlah petugas perikanan dari Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikananan (PKP) Kabupaten Bangli turun langsung ke lokasi untuk melakukan pengecekan dan penelitian terhadap air Danau Batur.
Kabid Perikanan Nyoman Widiana mengatakan, pasca menerima laporan adanya semburan belerang, pihaknya langsung melakukan pengecekan di tiga titik. Yakni di Buahan, Kedisan, dan Seked.
Dalam pengecekan itu, pihaknya melakukan pengambilan sampel air danau di kedalaman 10 meter untuk diteliti. Hasilnya, diketahui bahwa kadar sulfur (belerang) dan fosfor pada air Danau Batur cukup tinggi. Sebaliknya, kadar oksigen yang terlarut dalam air (DO) sagat rendah.
Meski demikian berdasarkan hasil pengecekan yang dilakukan, kematian ikan hanya ditemukan terjadi di wilayah Seked tepatnya di KJA milik Ketut Wania. “Di tempat lain sama sekali tidak ada,” ujarnya.
Terkait fenomena tahunan ini, Widiana mengatakan bahwa sebelum memasuki bulan ke lima, pihaknya telah menyurati kepala desa dan kelompok pembudidaya ikan untuk melakukan langkah antisipasi. Ia menyebut, sebagaimana pengalaman selama ini semburan belerang biasanya terjadi pada rentang bulan Juni hingga September.
“Kami sudah minta kelompok pembudidaya ikan untuk waspada. Dengan cara panen lebih cepat dan hindari penebaran bibit pada bulan itu,” terangnya.
Sebagaian besar petani ikan di Danau Batur, kata Widiana sudah mengikuti anjuran Dinas. Diperkirakan semburan belerang di Danau Batur akan berlangsung 10 hari hingga dua minggu kedepan. “Mudah-mudahan tidak semakin parah,” terangnya. (Dayu Swasrina/balipost)