Genteng berjatuhan di SD 1 Ungasan akibat gempabumi, Selasa (16/7). (BP/edi)

MANGUPURA, BALIPOST.com – Gempabumi yang terjadi Selasa (16/7) pagi mengakibatkan sejumlah kerusakan. Salah satunya di SD No 1 Ungasan, Kuta Selatan.

Dari informasi yang berhasil dihimpun, sebanyak 3 siswa dan guru luka-luka akibat tertimpa genteng. Genteng yang ada di sekolah itu berjatuhan karena gempabumi berkekuatan 5,8 SR itu.

Tak hanya genteng yang berjatuhan, gempabumi yang terjadi sekitar pukul 08.18 Wita itu pun mengakibatkan plafon di ruangan jebol. Murid-murid pun dipulangkan karena situasi belajar mengajar sudah tidak kondusif.

Baca juga:  Terus Diserbu Investor dan Tak Berdaya Menolak, Bali Pasti akan Rusak

Menurut penuturan Kepala Sekolah SD no. 1 Ungasan, Ni Made Asri S.Pd. Sd., saat kejadian gempa, seluruh siswa dan guru panik. Pihaknya mengaku sedih, karena saat itu, guru kelas 1 sedang berada di kelas sedang menemani siswa.

Akibat kena runtuhan genteng, guru atas nama Ni Nengah Sukensi, mengalami luka di kepala. Sedangkan tiga siswa lainnya juga mengalami luka dan sudah dibawa ke puskesmas terdekat.

Baca juga:  Bertemu Gubernur Koster, Konjen Tiongkok Dukung Penertiban Pengusaha Ilegal di Bali

Berdiri tahun 1934 dengan total siswa 357. Meski sudah beberapa kali dilakukan renovasi, namun diakui, kondisi bangunan yang cukup lama, juga sangat mengkhawatirkan.

Akibat kondisi ini, siswa terpaksa dipulangkan. Sedangkan untuk esok harinya, siswa juga akan diliburkan sementara, sampai menunggu keputusan dari UPT Kuta Selatan.

Berdasarkan laporan BMKG, gempa mengguncang Bali itu terjadi di selatan Bali, wilayah Samudera Hindia selatan Bali-Nusa Tenggara. Subduksi Lempeng Indo-Australia yang menyusup ke bawah Lempang Eurasia merupakan pemicu gempabumi ini.

Baca juga:  Selain Bali, Cuma Dua Kabupaten Ini di Jawa Lanjutkan PPKM Level 4

Dari keterangan resminya, Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Rahmat Triyono, S.T., Dipl. Seis, M.Sc mengatakan hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi ini dibangkitkan oleh deformasi batuan dengan mekanisme pergerakan jenis naik mendatar (oblique thrust fault). (Yudi Karnaedi/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *