AMLAPURA, BALIPOST.com – Korban penganiayaan Nyoman Sengod (43) asal Banjar Bau Kawan, Desa Nawa Kerti Abang, kini dalam kondisi kritis. Ironisnya lagi korban penganiayaan dengan cangkul oleh kerabatnya I Wayan Giri yang dilakukan pada Sabtu (13/7) itu, belum dioperasi pada Selasa (16/7).
Pasalnya, operasi belum bisa dilakukan karena keluarga korban tidak memiliki uang untuk biaya operasi yang jumlahnya mencapai Rp 150 juta. Korban pun dibawa pulang paksa oleh pihak keluarga karena tak punya dana operasi.
Kondisi ini terjadi karena korban tergolong keluarga yang kurang mampu. Untuk makan saja harus kerja banting tulang. Apalagi kondisi istrinya dalam keadaan cacat.
Informasi yang berhasil dihimpun, awalnya korban dibawa ke RSUD Karangasem. Namun dari pihak RSUD dirujuk ke RS Bali Mandara.
Keluarga berharap bisa menggunakan BPJS Kesehatan namun tidak bisa digunakan karena pasien merupakan korban penganiayaan berat.
Akhirnya sehari di RS Bali Mandara, Minggu (14/7) sore, korban dibawa ke RSUP Sanglah. Setibanya di RSUP Sanglah, korban hanya dirawat seadanya.
Untuk mengoperasi luka korban, kata salah satu kerabatnya, Ni Ketut Sari, harus menyiapkan uang senilai Rp 150 juta. Karena tingginya biaya operasi, korban dibawa paksa pulang ke rumahnya dengan kondisi kritis. Korban mengalami luka di kepala, hidung patah dan kaki kirinya patah.
Sari mengatakan korban tidak mempunyai biaya operasi. “Kini sudah berada di rumahnya. Intinya tidak ada biaya untukbiaya operasi. Mau pakai KIS atau BPJS tidak bisa. Terus mau gimana lagi. Sebenarnya memang harus operasi. Tapi lagi-lagi terkendala biaya,” sebutnya.
Sari berharap ada bantuan donatur, termasuk dari pemerintah. Karena korban membutuhkan biaya yang cukup banyak agar bisa dioperasi akibat lukanya yang parah di bagian kepala. “Terpaksa kita rawat di rumah saja dulu. Kalau ada uang nanti, mungkin akan dibawa ke RSUD Karangasem. Untuk sekarang ini kalau dari perawatan medis belum ada biaya. Bantuan sangat saya harapkan untuk biaya operasi,” harap Sari (Eka Parananda/balipost)