MANGUPURA, BALIPOST.com – Umat Hindu kembali merayakan raya raya Galungan dan Kuningan, Juli-Agustus ini. Itu berarti, umat kembali membutuhkan perlengkapan penjor, mulai dari bambu, hiasan penjor, bakang-bakang, sampian, kelapa, padi dan sebagainya.
Seperti biasa, menjelang Galungan dan Kuningan, di sepanjang jalan raya Kapal, Badung mulai bermunculan perlengkapan dan hiasan penjor. Usaha musiman yang muncul enam bulan sekali ini menjadi salah satu usaha andalan warga setempat. Hasilnya pun menjanjikan.
Seperti Wayan Karta (60), warga asal Kapal. Ia mengaku sudah berjualan perlengkapan dan hiasan penjor selama 20 tahun. Barang dagangannya itu ia buat sendiri. ‘’Bahan-bahan kami beli di Pasar Badung. Setelah itu saya dan anak membuat hiasan dan perlengkapan penjor tersebut,’’ ujarnya.
Untuk memenuhi perlengkapan dan hiasan penjor dalam jumlah banyak, kata Karta, semua itu disiapkan sejak tiga bulan lalu. Harga yang ditawarkan beraneka ragam mulai dari Rp 35 ribu hingga Rp 80 ribu. “Tidak cuma saya. Hampir semua warga di Kapal ini terutama di sepanjang jalan utama menjual perlengkapan dan hiasan penjor. Sudah menjadi rutinitas setiap enam bulan sekali,” ujarnya.
Sehari-hari, kata Karta, ia menjual buah semangka. Hanya setiap enam bulan ia beralih menjual perlengkapan dan hiasan penjor. “Pemasukannya lumayan. Kalau sehari-hari biasanya kami jual buah semangka. Tapi kadang buah semangka sulit didapat. Jadi, hasil dari jual hiasan dan perlengkapan penjor ini lumayan bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari,” tuturnya. (Wira Sanjiwani/balipost)