DENPASAR, BALIPOST.com – Galungan dan Kuningan di Bali yang akan segera tiba memang memiliki keunikan tersendiri. Hari raya suci ini berisi tradisi nampah atau memotong hewan yang dilaksanakan sehari sebelumnya yang dikenal dengan istilah Penampahan Galungan. Karenanya, Pemkot Denpasar melalui Dinas Pertanian dan UPT Rumah Potong Hewan (RPH) Kota Denpasar mengimbau masyarakat agar memeriksa kesehatan hewan sebelum disembelih.
Kepala Dinas Pertanian Kota Denpasar I Gede Ambara Putra saat diwawancarai, Kamis (18/7), minta seluruh masyarakat turut memperhatikan kesehatan hewan sebelum disembelih menjelang Galungan. Hal ini dapat dilakukan dengan pengecekan hewan oleh dokter hewan yang berwenang.
“Semua pihak agar selalu meningkatkan koordinasi, informasi, dan edukasi agar pengolahan daging dapat dilakukan dengan baik dan benar sesuai aturan sanitasi yang ada. Konsumen agar tidak mengkonsumsi daging mentah (belum dimasak), sehingga merasa aman dan nyaman dalam mengkonsumsi daging saat perayaan Galungan,” jelasnya.
Dikonfirmasi terpisah, Kasubag Tata Usaha RPH Kota Denpasar A.A. Mayun menjelaskan, RPH Kota Denpasar dalam menunjang kelancaran pemotongan hewan jelang hari besar keagamaan senantiasa melakukan pengawasan dan pemeriksaan terhadap kesehatan hewan yang akan disembelih. Dengan demikian, hewan yang disembelih nantinya menghasilkan daging yang aman dan sehat untuk dikonsumsi.
Hal itu dilakukan dengan pemeriksaan secara rutin terhadap higienis dan sanitasi, baik pemeriksaan hewan sebelum dipotong (antemortem) maupun pemeriksaan daging hasil pemotongan (postmortem). “Hal ini tidak lain adalah untuk menjamin keamanan dan ketenteraman batin masyarakat dalam mengkonsumsi pangan asal hewan (PAH), khususnya daging babi yang sehat, aman, dan utuh,” ungkapnya.
Ia memprediksi akan terjadi lonjakan permohonan pemotongan hewan di RPH Kota Denpasar. Peningkatan tersebut diperekirakan mencapai 200 persen dibanding hari biasa yang hanya 100–125 ekor/hari. “Kami prediksi akan terjadi peningkatan yang signifikan. Hal ini dikarenakan meningkatkatnya kesadaran masyarakat untuk melakukan pemotongan hewan di RPH, selain alasan kesehatan, pelaksanaan yang simpel juga menjadi alasan,” terang Mayun.
Menyambut Galungan dan Kuningan, pihaknya turut menyiagakan 14 orang tenaga pemotong hewan yang terlatih dan berpengalaman. Selain itu, menyiagakan enam orang tenaga dokter hewan yang menangani pemeriksaan antemortem (hewan sebelum disembelih) dan postmortem (hewan setelah disembelih).
“Masyarakat yang akan menyembelih sendiri diharapkan berkordinasi dengan RPH jika penyembelihan tidak dilaksanakan di RPH, sehingga kesehatan, higienis dan sanitasi dari hewan yang akan disembelih dapat tetap terjaga,” pungkas Mayun. (Asmara Putra/balipost)