KJA di Danau Batur, Kintamani. (BP/ina)

BANGLI, BALIPOST.com – Kondisi Danau Batur, Kintamani, kini berangsur-angsur normal kembali. Meski demikian, petani ikan belum berani beraktivitas di keramba jaring apung (KJA) miliknya. Seorang petani ikan, I Ketut Wania, mengungkapkan, kondisi Danau Batur terpantau mulai normal kembali sejak Minggu (21/7) pagi. Semburan belerang mereda. Hal itu tampak dari kondisi air danau yang tidak lagi berwana keputih-putihan.

Wilayah yang terpantau sudah mulai normal yakni di Seked, Kedisan, dan Abang. Sementara yang belum mereda di wilayah Hulundanu Songan. Berdasarkan informasi yang didapatnya, semburan belerang terjadi di wilayah Hulundanu dua hari lalu. Semburan cukup parah sampai menyebabkan ikan liar mati. “Tapi tadi saya kontak di sana, katanya sudah agak mereda,” kata pria yang merupakan Ketua Asosiasi Pelaku Perikanan Kabupaten Bangli ini.

Baca juga:  Kedisiplinan Diri Kunci Menuju Kehidupan Era Baru

Kendati kondisi air Danau Batur sudah mulai normal, ia mengaku belum berani beraktivitas banyak di KJA termasuk memberi pakan ikannya. Hal itu sengaja dilakukan untuk mengurangi risiko ikan menjadi stres dan mati.

Wania tak bisa memastikan kapan air Danau Batur akan benar-benar normal kembali. Menurutnya, kondisi itu sangat bergantung pada arah angin. “Tidak bisa diprediksi. Mungkin tiga sampai empat hari lagi normal,” jelasnya.

Baca juga:  Dipatenkan Sejak 1937, Ngerebong di Kesiman Tetap Lestari untuk Gumi Bali

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan (PKP) Kabupaten Bangli Wayan Sukartana dikonfirmasi terpisah mengatakan, Pemkab Bangli melalui tim pelestarian Danau Batur sudah mengajukan proposal ke pemerintah pusat terkait sistem perikanan dengan bioflok. Hanya, belum bisa dipastikan kapan proposal itu bisa terealisasi.

Sistem bioflok adalah budidaya perikanan yang dilakukan dengan menggunakan media kolam berbentuk melingkar di daratan. Bioflok tidak perlu lahan luas karena diameternya sekitar 1-1,5 meter. Sistem bioflok sangat bagus diterapkan jangka panjang untuk menjaga kelestarian Danau Batur. “Bioflok sudah masuk dalam program jangka panjang pelestarian Danau Batur. Mudah-mudahan 2020 bisa terealisasi,” ungkap Sukartana. (Swasrina/balipost)

Baca juga:  Dibidik KPK, Studi Kelayakan Pengadaan LNG Pertamina
BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *