DENPASAR, BALIPOST.com – Jumlah wisatawan Tiongkok ke Bali pada 2018 mencapai 1,3 jutaan orang. Jumlah ini menyebabkan Tiongkok menduduki posisi kedua dari jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Bali.

Posisi ini mengalami penurunan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya karena Tiongkok pernah berada pada posisi pertama di Bali. Terkait hal ini, beragam upaya dilakukan, salah satunya melalui pelaksanaan dialog media Tiongkok-Bali yang diselenggarakan Konsulat Jenderal Tiongkok di Sanur, Senin (22/7).

Dalam kegiatan itu, Wakil Gubernur Bali, Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati berkesempatan hadir dan berdialog dengan Asosiasi Diplomasi Publik Republik Rakyat Tiongkok, perwakilan media dari Tiongkok, perwakilan media dari Bali, Bali Tourism Board (BTB), dan pelaku wisata di Bali. Banyak masukan positif terkait upaya untuk menarik wisatawan Tiongkok ke Bali dan Indonesia umumnya.

Baca juga:  Gagal Perbaiki Keamanan, AS Tuntut Boeing Atas Penipuan

Menurut Konsul Tiongkok, Gao Haodong, keamanan wisatawan Tiongkok di Bali perlu diperhatikan. Sebab, keamanan merupakan salah satu isu yang menjadi pertimbangan warga Tiongkok berlibur ke sebuah destinasi.

Ia mengatakan berdasarkan data, jumlah kedatangan wisatawan Tiongkok pada
2018 ke Bali mencapai 1.300.000 orang. Ia optimis angka kunjungan ini ke depannya akan meningkat. “Keamanan dan travel agent yang kurang baik akan mempengaruhi jumlah kunjungan wisatawan Tiongkok. Untuk itu, melalui adanya dialog ini semoga bisa menghasilkan masukan bagi kemajuan pasar wisata Bali,” ujarnya.

Baca juga:  Spot "Selfie" di Buleleng Marak, DPRD Minta Ditata

Ia juga menekankan wisatawan memiliki peran penting dalam hubungan people to people dan membangun saling pengertian bagi kedua negara, Tiongkok dan Indonesia. Selain itu, media juga berperan penting dalam membangun saling pengertian.

Sementara itu, Wagub Bali mengutarakan Bali tidak hanya bertumpu pada pariwisata, tapi juga sektor pertanian. Bahkan pertanian merupakan sektor yang sudah lama digeluti masyarakat Bali, jauh sebelum Bali dikenal sebagai destinasi wisata.

Baca juga:  Mesti Saling Mendukung dan Berkembang

Pertanian, lanjutnya, masih menjadi salah satu sektor utama perekonomian Bali saat ini.
Berdasarkan data, 13,8 persen pendapatan berasal dari sektor pertanian dan perikanan. Jumlahnya mencapai 3,2 triliun atau 2,2 miliar dolar AS. “Memang benar ada tantangan, tapi pemprov bali berkomitmen menyeimbangkan keduanya untuk masyarakat. Kami percaya bahwa perkembangan pariwisata yang pesat tidak harus mengorbankan sektor lain, salah satunya pertanian. Kedua sektor bisa berjalan harmonis dan saling melengkapi satu sama lainnya,” tegasnya. (Diah Dewi/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *