BANGLI, BALIPOST.com – Jaja (kue) laklak merupakan salah satu jenis jajanan tradisional di Bali yang masih eksis sampai sekarang. Kue berbentuk bulat dengan tekstur lembut ini hingga sekarang masih mendapat tempat di hati para pecinta jajanan tradisional.
Di Banjar Jelekungkang, Desa Tamanbali terdapat sebuah warung yang menyediakan jaja laklak. Jaja laklak yang disediakan dimasak langsung di tempat secara tradisional menggunakan tungku kayu bakar.
Keberadaan warung laklak ini mampu menjadi pelengkap daya tarik bagi wisatawan yang hendak berkunjung ke Air Terjun Dedari. Untuk mencari warung laklak di Banjar Jelekungkang tersebut cukup mudah. Lokasinya berada di pinggir jalan menuju Air Terjun Dedari.
Warung yang menyediakan beberapa bale bengong sederhana beratap jerami tersebut, selama ini cukup banyak dikunjungi anak muda, pecinta jajanan tradisional dan wisatawan dari sejumlah wilayah tak hanya Bangli namun juga luar Bangli.
Ketut Wahyu Semara Dewata, pemilik warung laklak tersebut mengatakan, dirinya dan keluarganya sudah memulai usaha jaja laklak sejak enam bulanan terakhir. Ide usaha jaja laklak ini muncul setelah banyak wisatawan yang berkunjung ke Air Terjun Dedari.
Jaja laklak yang dimasak langsung secara tradisonal ini sengaja dihadirkan sebagai pelengkap daya tarik bagi wisatawan yang datang ke Air Terjun Dedari. Dalam sehari, ia dan keluarganya bisa membuat adonan laklak hingga 15 kilogram.
Alasan pihaknya memasak jaja laklak secara tradisional menggunakan tungku kayu bakar, agar menarik dan rasa jaja laklak yang dihasilkan lebih gurih. Per satu porsi kue yang berbahan tepung beras itu dijual relatif murah. Hanya Rp 3 ribu per porsi. “Bukanya dari siang sampai sore hari,” ujarnya ditemui Jumat (26/7).
Sementara itu salah seorang pecinta jajanan tradisional Wayan Sugiarta mengatakan, jaja laklak menjadi salah satu favoritnya sejak kecil. Jaja laklak paling cocok disajikan sebagai teman kopi.
Pria yang tinggal di Denpasar ini mengatakan pembuatan jaja laklak yang masih menggunakan tungku kayu bakar, menjadi daya tarik tersendiri bagi pembeli. (Dayu Swasrina/balipost)