MANGUPURA, BALIPOST.com – Lapangan Lagoon, Nusa Dua yang berdampingan dengan hutan mangrove, sering dimanfaatkan untuk lokasi pembuang limbah padat bekas bangunan. Seperti yang terlihat di depan lapangan Lagoon, sejak beberapa hari.
Terlihat banyak bekas bongkaran bangunan yang dibuang di sana. Bahkan banyak tumpukan puing bangunan bercampur sampah di buang di kawasan hutan mangrove tersebut.
Kondisi ini sempat dikeluhkan tokoh setempat. Untuk membersihkan timbunan limbah tersebut, pihak DLHK Badung turun ke lokasi, Minggu (28/7) dan berhasil mengangkat 4 truk timbunan limbah padat.
Menurut kepala DLHK Badung, Putu Eka Merthawan, untuk membersihkan tumpukan limbah tersebut, pihaknya mengerahkan tim URC LHK Badung. Akibat tumpukan limbah dan sampah yang cukup banyak, pihaknya mengerahkan sebanyak 12 orang Tim URC LHK Badung dengan menggunakan loader dan truk.
Selain mengangkat puing yang dibuang di sana, pihaknya juga membersihkan areal lokosi agar kembali bersih. Untuk mengantisipasi kembali ada yang membuang limbah, pihaknya akan segera memasang spanduk larangan membuang sampah dan limbah di sana. “Kami dapat 4 truk dengan pekerjaan amat berat karena sulit ambil puing tersebut yang tempatnya masuk ke rawa,” katanya.
Pihaknya tidak main-main, apabila pelakunya ditemukan, akan diproses secara hukum lingkungan dengan pasal terberat. “Segera kami pasang spanduk dan apabila ada yang bisa memberi info dengan data akurat dengan foto dan lainnya terhadap yang membuang sampah di sekitar mangrove tersebut sudah ada pemerhati lingkungan yang siap memberi reward 1 juta per laporan,” pungkasnya.
Sebelum dilakukan pembersihan, kondisi di lokasi, limbah padat berupa sisa bangunan terlihat cukup banyak di buang di kawasan mangrove yang ada di pinggir jalan tersebut. Bahkan sepertinya pembuang sudah merencanakan aksinya karena bongkahan bekas bangunan tersebut sebagian ada yang dibungkus plastik bekas bungkusan beras 10 kg.
Selain membuat kawasan di sana kumuh, bongkahan berbagai jenis bekas bangunan ini juga mengancam tanaman mangrove di sepanjang pinggiran jalan utama tersebut. (Yudi Karnaedi/balipost)