DENPASAR, BALIPOST.com – Suasana jaba Pura Kerthi Buwana Bali Post, Senin (29/7) dipenuhi siswa dan guru berbusana Bali. Mereka pun menari dan mawirama dan berpidato di depan juri.
Saat itu 131 siswa dan guru se-Bali mengikuti seleksi berupa tes wawancara dan kompetensi ajeg Bali serangkaian Pemilihan Siswa Ajeg Bali (SAB) dan Guru Ajeg Bali 2019. Program ini dirintis Bali Post sejak 2003.
Peserta yang berjumlah 131 orang, terdiri dari 48 dari guru dan 83 dari siswa SD, SMP, SMA/SMK se-Bali. Mereka diuji oleh Paguyuban Guru Ajeg Bali yang dipimpin Drs. A.A. Dalem Mahendra, M.Si., bersama Wayan Wenten, Made Musna, IB Pawana, IB Sudirga, Ayu Made Puspawati, A.A. Rimbya Temaja dan Sudibawa.
Ketua Panitia SAB dan GAB 2019, I Made Sueca menegaskan peserta kali ini datang merata dari seluruh kabupaten dan kota di Bali. Mereka beradu wawasan soal ajeg Bali, prestasi akademik dan non-akademik, serta keterampilan dalam ajeg dan budaya Bali.
Aspek penilaian juga meliputi kemampuan bahasa asing. Ini artinya duta ajeg Bali nanti bukan saja cerdas intelektualnya, tapi juga cerdas secara sosial dan spiritualnya. Mereka wajib memiliki kompetensi budaya Bali. “Jadi, di ajang ini kita juga menghargai siswa dan guru yang cerdas, kuat akar budayanya serta berdaya saing internasional lewat penguasaan bahasa asing,” tegasnya.
Di ajang yang digagas serangkaian HUT ke-71 Bali Post tahun ini akan dipilih 36 nominator. Masing-masing enam orang setiap tingkat SD, SMP dan SMA/SMK.
Pada 8-11 Agustus mendatang akan digembleng di Pesraman Lumajang, Samsam agar SAB dan GAB kuat karakternya. Hasil penilaian selama di pesraman ini dijadikan dasar menentukan para juara.
Ketua Paguyuban Guru Ajeg Bali, A.A. Dalem Mahendra mengungkapkan ajang Pemilihan SAB dan GAB adalah komitmen krama Bali guna memperkuat SDM Bali, mendukung visi Gubernur Nangun Sat Kerthi Loka Bali. KMB sebagai penyelenggara tak ingin ajeg Bali hanya bisa diucapkan tanpa diikuti dengan penguatan SDM Bali.
Untuk itu ia mengapresiasi peserta seleksi SAB dan GAB semakin banyak. Bahkan sebagian besar guru ajeg Bali sebelumnya semakin dipercaya sebagai tokoh di masyarakat dan oleh pemerintah diangkat menjadi kepala sekolah.
Dari rangkaian proses evaluasi, dia menilai kualitas peserta tahun ini merata. Siswa dan guru banyak memiliki prestasi, baik di akademik dan ajeg Bali.
Ada yang menjadi guru sambil menjadi dalang dan mengajar guru pidarta bahasa Bali. Siswanya juga ada yang menjadi penari arja, bondres, dalang, penulis lontar hingga juara lomba karya tulis internasional, namun kuat budaya Balinya. ‘”Semua prestasi siswa dan guru, kami berikan skor sesuai tingkat juara. Makanya juri harus bekerja keras dan hati-hati menentukan 36 besar,” tegasnya. (Sueca/balipost)