Saya sempat mendengar Bali akan memperjuangkan terbentuknya sawah abadi. Langkah ini mungkin efektif untuk menghambat alih fungsi lahan.
Namun, sampai saat ini saya lihat belum ada rencana aksi ke arah itu. Yang terjadi justru banyak lahan persawahan yang terus digerogoti untuk alih fungsi. Pembangunan hotel, vila banyak menjamah kawasan persawahan.
Mudah-mudahan para era Gubernur Koster ini gerakan untuk membentuk sawah abadi bisa dijalankan. Sawah abadi menurut saya bisa dibentuk di sejumlah kawasan di Bali. Subak-subak yang masih asri segera di data dan diayomi.
Petani yang makin sulit menjaga aliran airnya hendaknya dibantu. Jangan sampai pembangunan fasilitas pariwisata membuat irigasi pertanian terhambat.
Sebaliknya, kini saya rasakan pelanggaran tata ruang di Bali saya rasa sudah tidak terbatas lagi. Toleransi atas pelanggaran tata ruang juga terkesan terlalu tinggi. Padahal di setiap daerah sudah ada Sat Pol PP yang tugasnya mengamankan pelanggaran–pelanggaran atas perda yang ada.
Untuk itulah, ke depan pemerintah daerah agar lebih serius melakukan kontrol terhadap pelanggaran tata ruang. Sebagai krama Bali, saya berharap Bali benar-benar menjaga keseimbangan alamnya, bukan terlalu berambisi mengejar pendapatan dari perizinan. Besar harapan saya agar kawasan sawah abadi bisa terwujud.
Ni Made Sumantari
Gianyar-Bali