P2MI dan Ajinomoto berkunjung ke Kantor Bali Post, Senin (5/8). (BP/kmb)

DENPASAR, BALIPOST.com – Monosodium Glutamate atau lebih dikenal dengan MSG, masih menjadi stigma negatif di masyarakat Indonesia. Informasi negatif tentang bahaya mengkonsumsi MSG, seperti penyakit kanker dan menyebabkan kebodohan, masih banyak beredar.

Kondisi ini pun diakui Ketua Persatuan Pabrik Monosodium Glutamate dan Glutamic Acid Indonesia (P2MI), M. Fachrurozy, Senin (5/8). Fachrurozy yang berkunjung ke Kantor Bali Post bersama Product Department Manager Ajinomoto Indonesia, Yani Herlyani, dan Section Manager Public Relation Department Ajinomoto Indonesia, Yayah Hoeriyah, mengatakan untuk menghilangkan stigma negatif tersebut, P2MI menggelar sejumlah program edukasi.

Ia mengutarakan amannya mengonsumsi MSG sudah dibuktikan dengan sejumlah penelitian. Bahan tambahan pangan penyedap rasa ini terbuat dari bahan alami, salah satunya tetes tebu, yang difermentasi. Kandungan zat dalam MSG ada 3 yaitu Asam Glutamat 78%, Natrium 12% dan Air 10%.

Baca juga:  Soal Puluhan Pemuda Gelar Keramaian di Jalan Ahmad Yani, Setelah "No Comment," Wali Kota Akhirnya Berkomentar

Sebagai zat utama adalah Asam Glutamat yang merupakan Asam Amino yang tidak berbeda Asam Glutamat yang terkandung dalam makanan alami sehari-hari, seperti tomat, susu, dan keju. Lebih lanjut dijelaskan MSG mudah larut dan dapat dimetabolisme dengan baik dalam tubuh.

MSG sudah diakui keamanannya oleh beberapa badan dunia yang berkompeten dalam bidang makanan seperti: JECFA (Terdiri dari FA0 dan WHO), FDA dan juga oleh BPOM RI. MSG adalah salah satu Bahan Tambahan Pangan yang aman dan diizinkan untuk dikonsumsi berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No.033 Tahun 2012 dengan takaran penggunaan secukupnva.

Baca juga:  Empat Pebulu Tangkis PON Bali Tetap Bisa Tampil

Selain itu, produsen MSG yang berbisnis di Indonesia, juga sudah relatif lama. Salah satu contohnya adalah Ajinomoto, produsen MSG ini sudah berbisnis di Indonesia selama 50 tahun. “Di Jepang, usia Ajinomoto bahkan sudah mencapai usia 110 tahun. Jika MSG merupakan produk berbahaya bagi kesehatan, produsen tentu tidak akan bisa bertahan selama ini,” ujarnya.

Edukasi lain untuk menghapus stigma negatif MSG ini, salah satunya dengan hadir di Asian Congress of Nutrition 2019 diselenggarakan di Nusa Dua, Bali. Dalam kegiatan yang berlangsung mulai Minggu (4/8) hingga Rabu (7/8) ini berkumpul sebanyak 3.000 peserta dari 32 negara untuk membicarakan inovasi dan hasil penelitian terkait pangan dan gizi.

Baca juga:  Studi: MSG Dapat Penuhi Gizi Lansia

Dijelaskan Yayah Hoeriyah, dalam kegiatan itu, Ajinomoto, hadir sebagai peserta dan mempresentasikan kinerja grupnya ikut mendorong tercapainya target pembangunan berkelanjutan yang disepakati Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB). Menurutnya, upaya untuk mendukung target pembangunan berkelanjutan dilakukan lewat beragam produk yang dikeluarkan perusahaan yang memiliki slogan “Eat Well, Live Well” ini. (Diah Dewi/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *